REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Sekelompok perempuan mengatasnamakan BARRETA mendeklarasikan dukungan mereka terhadap model kepemimpinan Menteri BUMN, Erick Thohir.
Ketua Koordinator Barreta, Diah Aliya Ambarwati mengungkapkan bahwa deklarasi ini dilakukan lantaran Indonesia butuh sosok pemimpin masa depan yang bisa menyelesaikan berbagai tantangan, dan tentunya punya banyak pengalaman dan pergaulan dunia internasional yang luas.
"Pak Erick Thohir seorang pemimpin yang sudah selesai dengan dirinya. Cukup secara materi, matang dalam emosi, dan sadar secara spiritual. Pemimpin yang punya banyak terobosan sehingga mampu menghadirkan perubahan," ujar dia, dalam deklarasi, yang berlangngsung pada Jumat (4/3/2021), di Serpong, Tangerang Selatan.
Menurut Ambar, saat ini ada tiga tantangan yang harus dihadapi, tidak saja bangsa Indonesia, tapi juga penduduk dunia. Tiga tantangan tersebut, adalah ketidakpastian rantai pasok (supply chain), gelombang digitalisasi, dan Pandemi Covid-19.
Tantangan pertama, muncul akibat adanya ketidakpastian rantai pasok atau supplay chain. Ledakan jumlah penduduk, perubahan iklim akibat pemanasan global, serta ketegangan geopolitik Timur Tengah dan Eropa Timur membuat banyak pasokan bahan baku jadi terganggu.
"Meski dianugerahi sumber daya alam yang melimpah, tapi Indonesia tak memiliki segalanya. Ada banyak bahan baku yang tak kita miliki. Seperti bahan baku pupuk dan LPG, sebagian besarnya masih harus kita impor dari negara lain. Ketidakpastian supply chain jelas sangat merugikan," katanya.
Tantangan kedua datang akibat gelombang deras digitalisasi. Ini mengubah banyak hal, terutama dunia usaha. Ada banyak pekerjaan yang tak lagi mengandalkan tenaga manusia. Artinya ada banyak pekerjaan akan hilang dan diganti mesin-mesin berbasis artificial inteligent atau AI.
Perubahan ini lantas diakselerasi oleh tantangan ketiga yang sama-sama dihadapi warga dunia, yaitu Pandemi Covid-19. Jika pada dua tantangan sebelumnya, banyak orang mampu selamat. Tapi di tantangan ketiga ini, banyak yang tak selamat. Banyak nyawa hilang, sementara usaha melayang.
Ambar yakin, Erick Thohir dapat menyelesaikan berbagai tantangan itu. Hal itu karena melihat kinerjanya saat menahkodai Kementerian BUMN. Berkat ‘Merdeka Berdaulat’ yang diusungnya, BUMN mengalami perubahan luar biasa, baik dari sisi bisnis maupun valuenya.
"Pak Erick membuat BUMN yang tadinya buntung, jadi untung. Talenta lama berprestasi dipertahankan, talenta muda kreatif dipromosikan," tegasnya.
Ambar menambahkan, kesuksesan Erick tentu tidak terlepas dari didikan orang tuanya. Dari Ayahnya, Erick Thohir, belajar tentang pentingnya membuka wawasan agar memiliki keahlian (expertis) dan nilai (value) dalam hidup. Sedangkan dari Sang Ibu, Erick Thohir mendapatkan kedisiplinan.
"Kini, Erick Thohir telah menjelma jadi tokoh muda yang sukses dan inspiratif. Itulah mengapa, kami para perempuan Banten yang tergabung dalam Barreta, memberi apresiasi dan menyatakan dukungan atas apa yang telah dilakukan Pak Erick Thohir. Kami ingin negeri ini diisi oleh orang-orang seperti Pak Erick Thohir," terangnya.
Lebih lanjut, Ambar menegaskan, hal penting yang harus soroti adalah keberpihakan Erick kepada kaum perempuan. Dia sukses mencetak 11 juta ibupreneur. Ada juga program mekar. Layanan pinjaman modal untuk perempuan pra sejahtera yang ingin menjadi pelaku usaha mikro.
"Lewat program-program tersebut, Pak Erick ingin mendorong kembali semangat para ibu agar berperan dalam perekonomian keluarga, sekaligus juga perekonomian bangsa. Bersama Pak Erick Thohir, Kami yakin kaum perempuan dapat turut serta membangun dan mensejahterakan bangsa,"katanya.