Jumat 04 Mar 2022 02:50 WIB

Warga Pengungsi Bencana di Lebak Mulai Terserang Penyakit

Pengungsi bencana tanah bergerak Desa Cihuni Lebak mulai terkena ISPA

Anak-anak mengikuti kegiatan trauma healing di Desa Curug Panjang, Lebak, Banten, Selasa (1/3/2022).  Kegiatan tersebut dilakukan relawan guna menghilangkan trauma bagi anak-anak pengungsi korban bencana pergerakan tanah.
Foto: ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Anak-anak mengikuti kegiatan trauma healing di Desa Curug Panjang, Lebak, Banten, Selasa (1/3/2022). Kegiatan tersebut dilakukan relawan guna menghilangkan trauma bagi anak-anak pengungsi korban bencana pergerakan tanah.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Masyarakat yang tinggal di pengungsian bencana tanah bergerak di Desa Cihuni Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mulai terserang penyakit.

"Serangan penyakit itu di antaranya ISPA, demam, pilek, pegal, hipertensi, rematik, maag dan gatal-gatal," kata Ipah (35) seorang pengungsi warga Cihuni Kabupaten Lebak, Kamis.

Untuk masyarakat yang terserang penyakit itu sudah dilakukan pemeriksaan kesehatan juga pengobatan oleh tenaga medis puskesmas setempat. Namun, hingga saat ini para pengungsi yang sakit itu belum kembali sehat.

Petugas medis juga membuka tenda posko, namun tidak melayani selama 24 jam."Kami dan anak yang berusia balita masih pilek, batuk dan demam, " kata Ipah.

Begitu juga Murti (60) warga korban bencana tanah bergerak mengaku dirinya kini mengalami penyakit rematik dan sulit untuk berjalan, sebab tinggal di pengungsian kurang nyaman dan kedinginan. Masyarakat yang tinggal di tenda pengungsian korban bencana tanah bergerak itu sudah satu sepekan terakhir.

Kemungkinan keberadaan mereka di tenda pengungsian berlangsung lama, karena permukiman warga dikosongkan setelah kondisi rumah mengalami retak-retak."Kami sendiri tidak berani menghuni rumah milik, karena rusak parah dan khawatir roboh akibat bergerak tanah, " katanya menjelaskan.

Dirinya bersama warga yang tinggal di tenda pengungsian ingin agar secepatnya direlokasi ke tempat yang lebih aman, nyaman dan sehat.Apabila terlalu lama tinggal di tenda pengungsian tentu mudah terserang penyakit juga hidup tidak nyaman.

Karena itu, dirinya setuju dilakukan relokasi ke tempat yang bebas dari ancaman bencana alam."Kami kini tinggal di pengungsian sering sakit- sakitan, " katanya.Onih (60) warga yang tinggal di pengungsian mengaku dirinya kini setiap hari tidur terus , karena kondisi badan sakit demam dan batuk."Kami sejak sepekan tinggal di pengungsian ini terserang penyakit, " kata Onih.

Sementara itu, Kepala Desa Curugpanjang Kabupaten Lebak Yadi mengatakan saat ini warganya yang terdampak bencana tanah bergerak di Kampung Cihuni tercatat 37 rumah, 48 kepala keluarga ( KK) dan 173 jiwa. Masyarakat setempat kini sudah mengosongkan rumah mereka karena kondisinya rusak berat akibat tanah bergerak.

Dengan demikian, mereka kini tinggal di tenda pengungsian, atau jdi rumah orang tua maupun kerabat danjuga ada yang mengontrak rumah. Pemerintahan desa berjanji akan merelokasi ke tempat yang lebih aman.

Pembangunan relokasi ke tempat yang lebih aman melibatkan pemerintah daerah melalui BPBD kabupaten."Kami sudah menyiapkan lahan seluas 2,5 hektare untuk relokasi itu, " katanya menjelaskan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement