Rabu 02 Mar 2022 23:56 WIB

Dinkes Sleman: BOR Capai 59 Persen

Dinkes Sleman menyebut kasus Covid-19 di wilayahnya sempat tembus 1.111 pasien

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas berkostum super hero Spiderman dan tokoh Hello Kitty mendampingi seorang anak saat vaksinasi COVID-19 dosis ke-2 untuk anak usia 6-11 tahun di SD N 1 Keceme, Caturharjo, Sleman, D.I Yogyakarta, Sabtu (19/2/2022). Vaksinasi bersama super hero tersebut guna meningkatkan minat anak-anak mengikuti vaksinasi COVID-19 dosis ke-2.
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Petugas berkostum super hero Spiderman dan tokoh Hello Kitty mendampingi seorang anak saat vaksinasi COVID-19 dosis ke-2 untuk anak usia 6-11 tahun di SD N 1 Keceme, Caturharjo, Sleman, D.I Yogyakarta, Sabtu (19/2/2022). Vaksinasi bersama super hero tersebut guna meningkatkan minat anak-anak mengikuti vaksinasi COVID-19 dosis ke-2.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemkab Sleman telah memperpanjang status PPKM level III di Kabupaten Sleman mengingat kondisi kasus penularan Covid-19 varian Omicron yang meninggi. Penularan varian baru ini sangat cepat, meski tingkat keparahan relatif rendah.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Cahya Purnama mengatakan, untuk Kabupaten Sleman sendiri kasusnya sempat menembus angka 1.111 kasus, yang kemudian pada 1 Maret 2022 menurun menjadi 555 kasus. Meski pernah pula turun menjadi 322 kasus.

Ia menerangkan, di Kabupaten Sleman ada empat lokasi isolasi terpusat (isoter) yang dapat dimanfaatkan, yaitu Asrama Haji, Rusunawa Gemawang, Unisa dan UII. Dari empat lokasi itu, total terdapat 411 tempat tidur dan telah terisi sebanyak 243.

"Sehingga, diperoleh rasio keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Ratio (BOR) sebesar 59 persen," kata Cahya, Rabu (2/3).

Selain itu, vaksinasi baik primer maupun booster masih masif dilakukan Pemkab Sleman. Capaian total vaksinasi di Sleman per 1 Maret 2022 untuk dosis satu capai 99,3 persen, dosis dua 91,7 persen, dosis tiga dan vaksin booster 11,27 persen.

Kemudian, vaksinasi lansia dosis pertama 84,2 persen, dosis dua 77,7 persen dan vaksin booster 19,1 persen. Sedangkan, vaksinasi bagi anak-anak dosis satu 95,28 persen dan dosis dua yang masih berjalan saat ini telah mencapai 81,41 persen.

"Vaksinasi dosis lengkap dan booster ini akan melindungi baik lansia maupun non lansia dari tingkat kematian dengan resiko akan turun sampai dengan 0,49 persen," ujar Cahya.

Ia mengingatkan, untuk non-lansia tanpa komorbid kalau sudah dibooster, tingkat kematiannya akan turun menjadi 0,49 persen. Tapi, kalau hanya mendapat vaksin lengkap atau vaksin primer tingkat kematiannya masih diperkirakan 2,9 persen.

Sedangkan, untuk masyarakat lansia tanpa komorbid ketika sudah mendapatkan vaksin booster tingkat kematiannya menurun menjadi 7,5 persen. Tapi, ketika lansia hanya dengan vaksin primer tingkat kematiannya masih sekitar 22,8 persen.

Hal ini perlu disampaikan kepada masyarakat karea salah satu usaha memperkuat kekebalan tubuh terhadap Covid-19 dengan vaksinasi primer maupun booster. Cahya menambahkan, Omicron bisa menimbulkan kematian, apalagi bagi penderita komorbid.

"Maka, perlu dilakukan perlindungan, sehingga silakan untuk digencarkan sosialisasi vaksin booster ini di masyarakat dan diikuti," kata Cahya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement