Selasa 01 Mar 2022 13:37 WIB

Miris, Ratusan Anak Hamil dan Melahirkan Akibat Diperkosa

Data Kemensos per 6 Januari 2022 menyebutkan, dari 780 anak hamil, sebanyak 568 orang

Rep: Bayu Adji P / Red: Agus Yulianto
Kasus pemerkosaan (ilustrasi)
Foto: wonderslist.com
Kasus pemerkosaan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Lingkungan tempat anak kita tinggal, ternyata belum mampu menghindarinya dari aksi kekerasan. Pasalanya, pelaku kekerasan seksual kepada anak banyak berasal dari lingkungan terdekat. 

Berdasarkan data Kemensos, para pelalu biasanya adalah ayah kandung, ayah tiri, kakek, paman, tetangga, pacar, guru, pengasuh, teman dari media sosial, dan orang asing.  

Baca Juga

Perempuan dan anak korban kekerasan sering mengalami lebih dari satu tipe kekerasan. Sering terjadi dalam periode waktu tertentu dan dapat terjadi secara online.

Data Kemensos per 6 Januari 2022 menyebutkan, jumlah anak hamil akibat kekerasan seksual yang telah ditangani oleh Kemensos sebanyak 780 orang. Sebanyak 568 orang sudah melahirkan dan 212 belum melahirkan. 

Sementara berdasarkan data Kemensos per 31 Januari 2022, total kasus kekerasan terhadap anak sebanyak 1.253. Dari jumlah ini, korban tertinggi pada kategori anak korban kejahatan seksual sebanyak 338 anak, anak korban kekerasan fisik dan/atau psikis sebanyak 80 anak.

Kemensos merespon permasalahan anak dan perempuan dengan melaksanakan pencegahan dan penanganan. Pencegahan meliputi pengasuhan, upaya pencegahan berfokus pada anak, orang tua dan komunitas, kampanye sosial, dan penegakan hukum. Sementara penanganan dilakukan dengan pelaporan, asesmen dan penanganan komprehensif, penegakan hukum, pelibatan berbagai disiplin ilmu, dan pelibatan stakeholders.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement