Selasa 01 Mar 2022 00:01 WIB

IDAI Sumbar Beri Trauma Healing Usai Bencana di Pasaman Barat

Pemulihan trauma terhadap anak perlu diatasi secepatnya.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Fuji Pratiwi
Sejumlah pengungsi korban gempa bumi berada di dalam tenda pengungsian di halaman Kantor Bupati Pasaman Barat, Sumatera Barat, Sabtu (26/2/2022). Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumatra Barat (Sumbar) memberikan trauma healing untuk anak-anak korban gempa bumi di Pasaman Barat.
Foto: ANTARA/Muhammad Arif Pribadi
Sejumlah pengungsi korban gempa bumi berada di dalam tenda pengungsian di halaman Kantor Bupati Pasaman Barat, Sumatera Barat, Sabtu (26/2/2022). Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumatra Barat (Sumbar) memberikan trauma healing untuk anak-anak korban gempa bumi di Pasaman Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, PASAMAN BARAT -- Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumatra Barat (Sumbar) memberikan trauma healing untuk anak-anak korban gempa bumi di Pasaman Barat.

Pemberian trauma healing ini di halaman Kantor Bupati Pasaman Barat. Di halaman kantor bupati kini terhampar puluhan tenda pengungsian warga yang kehilangan tempat tinggal pasca gempa bermagnitudo 6,2 pada Jumat (25/2/2022) kemarin.

Baca Juga

Wakil Ketua IDAI Sumbar, Asrawati, pemulihan trauma terhadap anak perlu diatasi secepatnya. Karena hal ini dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak.

“Kami menganggap anak perlu diatasi trauma terhadap kejadian yang mengagetkan ini, tiba-tiba bumi diguncang. Ada beberapa kehilangan orang tua, rumahnya hancur dan tempat bermain tidak ada,” kata Asrawati, Senin (28/2).

 

Terdapat puluhan anak yang berada di pusat posko pengungsian yang berada di halaman Kantor Bupati Pasaman Barat. Dengan didampingi orang tua, anak-anak ini diajak senam, bermain hingga bernyanyi.

Asrawati mengungkapkan, salah satu ranah perkembangan anak adalah dimulai dari adaptasi, psikososial, regulasi diri. Jika ini tidak diperbaiki, perkembangan berpengaruh ke masa mendatang.

"Tadi anak juga mengalami gangguan tidur karena masih terasa gempa, mungkin mimpi buruk, makanya dengan trauma healing ini sangat perlu," ujar Asrawati.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement