REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anggota Komisi B DPRD DKI dari Fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak, menyoroti pembangunan sirkuit Formula E (FE) di Ancol, Jakarta Utara, yang diklaim PT Jakarta Propertindo (Jakpro) bisa lebih cepat dari jadwal seharusnya. Menurut dia, tidak ada kualitas yang pasti pada hal yang dikerjakan secara terburu-buru.
“Kalaupun itu jadi, maka saya menyesalkan kenapa mesti dipaksakan,” kata Gilbert kepada awak media, Kamis (24/2/2022).
Dia mengatakan, sebaiknya pembangunan sirkuit tersebut bisa diperlambat sehingga bisa lebih berkualitas. Dia mencontohkan, pada hal tertentu, pembangunan jalur memang bisa dipercepat, seperti pada jalan Tol Cipularang, namun masih akan sulit tuntas pada daerah tertentu, rawa contohnya.
“Tol itu untuk mendukung gelaran 50 tahun KTT Asia-Afrika. Dan sekarang tidak tuntas pada daerah rawa,” kata dia merujuk pada proyek yang diprakarsai Presiden Megawati pada 2003 lalu.
Membahas proyek sirkuit FE, dia juga mengaku kecewa pada penggunaan kayu yang didatangkan dari Lampung, Palembang dan lainnya. Menurut dia, alih-alih ajang yang bersifat green race, FE, malah mengorbankan daerah hijau untuk kepentingan Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, dan panitia penyelenggara.
“Artinya, ini sesumbar Gubernur DKI dan panitia. FE ini lebih kental untuk kepentingan politik Gubernur DKI dan mengorbankan uang rakyat,” tuturnya.
Gilbert mengenang saat Anies membabat pepohonan di sekitaran Monas. Hal itu, kata dia, kembali terulang saat Anies menggunakan kayu dan bambu untuk menopang sirkuit FE.
“Sebuah pembohongan publik yang harus jadi catatan serius, ambisi politik Anies,” ucapnya.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Jakarta Propertindo, Widi Amanasto, mengatakan, pembangunan Jakarta Eprix pada hari ke-21 ini sudah melebihi target capaian yang seharusnya. Target awal pembangunan sirkuit yang direncanakan Jakpro, sekitar tiga bulan, dari Februari hingga April.
Dalam 24 jam terakhir, kata dia, target pembangunan mencapai 25,4 persen, melampaui delapan persen dari target seharusnya, sekitar 17,57 persen. “Kita sudah melampaui (target) dan semoga melampaui deviasi positif. Pekerjaan pakai tiga shift, hujan juga tetep kerja. Jumlah pekerja sekitar 300-400 orang dan terus ditingkatkan,” kata Widi.
Menurutnya, saat ini ada sekitar lima zona yang difokuskan dalam pembangunan lahan yang luasnya mencapai 3,34 hektar itu. Dalam lima zona itu, tugas pembangunan masih dalam tahap pengerasan tanah.