REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Ratusan tenaga kesehatan (nakes) di Kota Cirebon terkonfirmasi positif Covid-19. Hal itu menyebabkan kerja nakes lainnya semakin berat.
"Tersebar di rumah sakit dan puskesmas," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, Edy Sugiarto, Rabu (23/2).
Edy merinci, nakes yang terkonfirmasi positif Covid-19 tersebar di RSD Gunung Jati mencapai lebih dari 120 orang. Dari jumlah itu, terdapat dokter spesialis sebanyak sepuluh orang.
Selain itu, di RS Ciremai sebanyak 52 orang. Sedangkan di puskesmas ada 68 orang.
"(Nakes) yang di puskesmas sebanyak 90 persen sudah sembuh. (Nakes) yang rumah sakit dalam proses," kata Edy.
Edy mengungkapkan, kondisi itu menyebabkan nakes yang bertugas menjadi berkurang. Nakes yang ada harus bekerja lebih keras. "Jadi jaganya lebih kencang, lebih berat," tukas Edy.
Edy menyebutkan, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit bagi pasien Covid-19 / bed occupancy rate (BOR) di Kota Cirebon mencapai 37,8. Kota Cirebon saat ini menerapkan PPKM level 4.
Pemkot Cirebon pun saat ini terus berupaya untuk menurunkan kasus rawat inap di rumah sakit. Aktivasi isolasi terpadu juga segera dilakukan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Agus Mulyadi, mengungkapkan, penurunan tersebut di antaranya dilakukan dengan memprioritaskan rawat inap untuk pasien dengan gejala sedang, berat, dan kritis.
Untuk itu, petugas di fasilitas kesehatan diminta untuk melakukan semacam cleansing data dan memprioritaskan rawat inap khusus untuk pasien Covid-19 bergejala sedang, berat, dan kritis.
"Karena bobot rawat inap kita ini yang paling besar," tukas Agus. Sehingga Kota Cirebon akhirnya masuk ke penerapan PPKM level 4.
Sedangkan untuk pasien tanpa gejala atau bergejala ringan, diminta untuk melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah.
"Aktivasi isolasi terpadu sedang dalam proses," tandas Agus.