REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah menyiapkan berbagai langkah antisipasi terjadinya puncak kasus Covid-19 di luar Jawa Bali. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga Koordinator PPKM Luar Jawa Bali mengatakan, meskipun kasus luar Jawa Bali saat ini mengalami kenaikan, tetapi proporsinya saat ini masih 23 persen dari kasus aktif nasional.
"Proporsinya sekarang mencapai 23 persen dari kasus aktif nasional atau 124.714 dari 536.000.358 dan pemerintah terus memantau dan menyiapkan langkah karena ini puncaknya dalam 2-3 minggu ke depan yang perlu diantisipasi," ujar Airlangga dalam keterangan tertulisnya, Senin (21/2).
Airlangga sebelumnya juga mengatakan, kenaikan kasus luar Jawa Bali lebih lambat atau lagging dibandingkan kasus Jawa Bali. Saat ini, reproduksi rate kasus luar Jawa Bali secara rata-rata naik sekitar 1,18 persen.
Karena itu, arahan Presiden Joko Widodo pada rapat terbatas PPKM hari ini, yakni agar ketersediaan obat disiapkan dengan baik baik oleh pemerintah daerah maupun di apotik-apotik, dan juga program telemedisin agar terus berjalan.
Airlangga melanjutkan, Presiden Jokowi juga mengingatkan kembali peningkatan disiplin protokol kesehatan dan percepatan vaksinasi di seluruh daerah.
Sebab, masih ada daerah di luar Jawa Bali yang cakupan vaksinasinya rendah yakni untuk dosis pertama ada di tiga provinsi yang di bawah 70 persen yaitu Maluku, Papua Barat dan Papua. Lalu provinsi yang dosis keduanya di bawah 50 persen adalah Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Aceh, Papua Barat, Maluku dan papua.
Sedangkan untuk vaksin booster, capaian di seluruh provinsi luar Jawa-Bali masih di bawah 10 persen serta capaian lansia masih ada tujuh provinsi yang di bawah 60 persen dan untuk dosis kedua ada 25 persen yang di bawah 60 persen."Arahan bapak presiden dosis kedua dan lansia ini dipercepat, dan ini menjadi indikator yang penting diperhatikan," kata Airlangga.