Jumat 18 Feb 2022 15:54 WIB

Jembatan di Cianjur Terputus, Mobilitas Warga Terganggu

BPBD Cianjur dan warga buat jembatan darurat dari bambu sebagai penghubung sementara.

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas bersama warga membuat jembatan darurat di lokasi jalan yang terputus longsor
Foto: BPBD Kab Tasikmalaya.
Petugas bersama warga membuat jembatan darurat di lokasi jalan yang terputus longsor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jembatan Citatang, sebagai akses penghubung jalan kabupaten di kampung Cigombong, Desa Padasuka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, amblas karena tergerus derasnya aliran sungai yang mengalir di bawahnya. Peristiwa itu terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut pada Kamis (17/2) pukul 15.50 WIB.

"Laporan visual dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, terpantau pondasi penyangga jembatan mengalami kerusakan dan sebagian lenyap karena tergerus oleh derasnya aliran sungai yang bercampur lumpur," ujar Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Jumat (18/2/2022).

Baca Juga

Kendati tidak menimbulkan jatuhnya korban jiwa, dia melanjutkan, akses mobilitas masyarakat menjadi terganggu. Sebagai respons cepat dari peristiwa tersebut, ia menyebutkan BPBD Kabupaten Cianjur telah melakukan asesmen dan berkoordinasi dengan instansi terkait, termasuk pemerintah desa setempat.

BPBD Kabupaten Cianjur dibantu warga setempat bergotong-royong membuat jembatan darurat dari bambu sebagai penghubung akses sementara. Ia mengutip Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang telah mengeluarkan peringatan dini cuaca yang menyatakan bahwa Kabupaten Cianjur berpotensi mengalami hujan dan dapat disertai petir serta angin kencang antara siang hingga malam hari, terhitung sejak Jumat hingga Sabtu (19/2/2022).

Selain Kabupaten Cianjur, dia menambahkan, BMKG juga menyebutkan wilayah lain di Jawa Barat yang juga berpotensi mengalami kondisi yang serupa. Adapun rincian wilayah tersebut menurut BMKG meliputi Kabupaten dan Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten dan Kota Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang, Kabupaten dan Kota Sukabumi, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten dan Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Garut, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, Kabupaten Pangandaran dan Kabupaten Sumedang.

"Menyikapi adanya informasi peringatan dini dan prakiraan cuaca dari BMKG, maka BNPB mengimbau kepada seluruh pemangku kebijakan di masing-masing wilayah tersebut agar mengambil upaya mitigasi dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat," katanya.

Beberapa upaya seperti pemangkasan ranting dan cabang pohon yang berada di dekat permukiman warga agar dilakukan, termasuk susur sungai dan tanggul, normalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) maupun selokan serta pembersihan lingkungan permukiman secara rutin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement