Kamis 17 Feb 2022 19:07 WIB

Guru dan Siswa Positif Covid-19 di Cimahi Capai 109 Kasus

Akibat tingginya kasus Covid-19 di Cimahi, PTM dihentikan selama dua pekan.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Bilal Ramadhan
Pelajar menjalani tes usap PCR di SMPN 1 Cimahi, Jalan Raden Embang Artawidjadja, Kota Cimahi, Kamis (18/11). Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Kesehatan Kota Cimahi dan Dinas Pendidikan Kota Cimahi melakukan tes usap PCR secara acak bagi pelajar dan guru di sejumlah sekolah. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan kesehatan dan mencegah terjadinya klaster penyebaran Covid-19 di sekolah selama Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT). Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pelajar menjalani tes usap PCR di SMPN 1 Cimahi, Jalan Raden Embang Artawidjadja, Kota Cimahi, Kamis (18/11). Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Kesehatan Kota Cimahi dan Dinas Pendidikan Kota Cimahi melakukan tes usap PCR secara acak bagi pelajar dan guru di sejumlah sekolah. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan kesehatan dan mencegah terjadinya klaster penyebaran Covid-19 di sekolah selama Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT). Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Cimahi dihentikan sementara sejak Senin (14/2/2022) hingga dua pekan ke depan akibat kasus Covid-19 yang melonjak signifikan. Pembelajaran dialihkan menjadi daring akibat ziswa dan guru yang terpapar Covid-19 hingga Kamis (17/2/2022) sebanyak 109 orang.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cimahi Harjono mengatakan tren kasus Covid-19 di Kota Cimahi meningkat pada akhir Januari kemarin sehingga diputuskan kegiatan PTM dibatasi hanya 50 persen pada awal Februari. Namun seiring waktu berjalan kasus masih terus meningkat.

Baca Juga

"Ada anak PAUD asalnya (terpapar) kemudian anak SD terkonfirmasi besoknya lagi anak SMP, besok ada guru. Dari kasus ini dilakukan tracing oleh puskesmas dari proses tracing puskesmas, misal TK yang satu positif empat orang diswab proses trasing dua diantaranya positif itu berarti sudah menular," ujar Harjono, Kamis.

Ia menuturkan proses tracing yang dilakukan menunjukkan hasil yang mengejutkan sebab terdapat kasus dengan positivity rate melebihi di atas 5 persen. Bahkan di salah satu SMP mencapai 25 persen.

"Seusai SKB empat menteri kalau ada kasus begini maka PTM di BDR (belajar dari rumah) kan dulu sekurang-kurangnya 14x24 jam," ujarnya.

Harjono melanjutkan kasus Covid-19 makin terus bertambah sehingga pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Cimahi Ngatiyana memutuskan PTM kembali menjadi belajar dari rumah.

"Oleh pak Plt dilakukan BDR untuk semua satuan pendidikan mulai tanggal 14 Februari termasuk sosialisasi ke Kemenag," kata dia.

Di tengah penghentian PTM, pihaknya terus melakukan tracing terhadap siswa dan guru. "Posisi hari ini sejumlah siswa dan guru yang terkonfirmasi positif 109 meski ada yang sembuh. Hari ini posisi 109 dengan rincian guru 23 dan siswa 86," katanya.

Ia mengatakan para guru pun memiliki kesadaran untuk diswab karena melakukan kontak erat. "(Tambahan positif) tiga siswa SD, empat siswa SMP dan 8 orang guru," katanya.

Mereka yang terpapar Covid-19 mayoritas bergejala ringan dan sedang menjalani isolasi mandiri. Pihaknya mengungkapkan penghentian PTM akan dilaksanakan hingga akhir Februari mendatang. Apabila tren kasus Covid-19 tetap meningkat maka penghentian PTM tetap dapat dilaksanakan satu pekan hingga dua pekan ke depan.

"Harus lihat juga minggu depan, kalau grafik naik dan ditambah tentu akan diperpanjang bisa 7 hari bisa dua pekan lagi. Pokoknya PTM akan kembali dibuka jika positivity rate kasus ditemukan turun," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement