Kamis 17 Feb 2022 12:53 WIB

Lebih dari 11 Ribu Warga Terdampak Banjir di Bojong Kulur Bogor

Sebanyak 3.200 rumah terendam banjir di Desa Bojong Kulur, Gunung Putri, Bogor

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Nur Aini
Perumahan Vila Nusa Indah 1 & 2 di Kelurahan Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor terendam banjir, ilustrasi
Foto: Dok. KP2C
Perumahan Vila Nusa Indah 1 & 2 di Kelurahan Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor terendam banjir, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Hujan deras yang melanda Kota dan Kabupaten Bogor pada Rabu (16/2/2022) malam menyebabkan banjir di Perumahan Villa Nusa Indah, Desa Bojong Kulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Berdasarkan data hingga Kamis (17/2/2022) pagi, 11.208 warga perumahan terdampak banjir.

Kasie Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Adam Hamdani, mengatakan banjir yang melanda Desa Bojong Kulur terjadi pada Rabu (16/2) malam pukul 22.15 WIB dan baru surut pada Kamis (17/2) dini hari.

Baca Juga

“Banjir terjadi di Perumahan Villa Nusa Indah 1 dan 2. Akibat hujan deras di hulu dan meluapnya aliran Sungai Cileungsi, mengakibatkan banjir dengan ketinggian air 130 sampai 160 centimeter,” kata Adam dikonfirmasi, Kamis (17/2).

Adam memaparkan, dari 17 RW di Perumahan Villa Nusa Indah total rumah yang terdampak sebanyak 3.200 rumah. Di ribuan rumah tersebut terdapat 3.052 kepala keluarga (KK) dengan 11.208 jiwa.

 

Berdasarkan data terakhir, kata dia, 53 jiwa mengungsi di rumah sanak saudaranya. Sementara itu enam orang terkonfirmasi pasien Covid-19 yang sementara diungsikan di SDN 1 Bojong Kulur.

Selain berdampak pada rumah warga, kata Adam, sejumlah fasilitas umum juga terdampak banjir. Di antaranya, enam masjid di RW 13, 17, 21, 22, 24 dan 28. Serta tiga sekolah di Sekolah Akbid Bunda Auni, Sekolah Harapan Bunda, Sekolah Daarel Salam.

“Dalam banjir ini tidak ada korban jiwa. BPBD bersama aparat dan warga setempat membutuhkan waktu 5 jam 30 menit hingga Kamis (17/2) subuh. Sambil melakukan evakuasi warga ke lokasi yg lebih aman termasuk pasien Covid-19,” ujarnya.

Adam menjelaskan, selama hujan deras BPBD Kabupaten Bogor terus melakukan pemantauan terhadap Tinggi Muka Air (TMA) di Sungai Ciliwung, sambil menyebarkan peringatan dini melalui Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C).

“Kami juga berkoordinasi dengan Bendung Bekasi dan memfungsikan pompa banjir. Sekitar pukul 02.00 WIB, ketinggian banjir mulai surut 20 centimeter,” kata Adam.

 

Sementara itu, berdasarkan analisa BPBD Kabupaten Bogor, banjir di Desa Bojong Kulur dicegah jika program pengendalian banjir dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) sudah terealisasi. Menurut Adam, pompa air juga efektif mempercepat pengeringan dan meminimalisir endapan lumpur.

“Pada saat bencana perlu juga dibuatkan protokol kesehatan Covid-19,” ujarnya.

Ketua KP2C, Puarman, mengatakan berdasarkan data yang ada di KP2C, pada pukul 22.00 WIB Sungai Ciliwung berada dalam Siaga 1 dengan tinggi muka air (TMA) 400 centimeter (normal 100 centimeter). Sedangkan, aliran air di pertemuan Sungai Cileungsi dan Cikeas, juga dalam Siaga 1 TMA 710 cm (normal 350 centimeter).

Hingga Kamis (17/2) pagi, kondisi aliran Sungai Cileungsi dalam kondisi normal dengan TMA 60 centimeter, Hulu Cikeas normal 160 centimeter, dan pertemuan sungai Cileungsi dan Cikeas berada dalam Siaga 2 TMA 480 centimeter.

Sementara, lokasi banjir saat ini mendung dan sisa banjir meninggalkan sampah dan lumpur. “Sebagian sejak pagi mulai melakukan pembersihan sekitar banjir,” ujarnya.

Baca:

Minyak Goreng Murah Kosong, Kantor Staf Presiden: Masyarakat Beli Berlebihan

Kabupaten Bantul Masuk Zona Merah Covid-19

Puluhan Nakes di Cianjur Positif Covid-19 dalam Dua Pekan Terakhir

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement