Rabu 16 Feb 2022 17:19 WIB

IDI: Sedapat Mungkin Pakai Masker N95

Covid-19 varian omicron yang mendominasi penularan bisa menembus masker kain.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gita Amanda
Ketua Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban merekomendasikan, supaya masyarakat sebisa mungkin menggunakan masker N95. (ilustrasi).
Foto: Republika
Ketua Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban merekomendasikan, supaya masyarakat sebisa mungkin menggunakan masker N95. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban merekomendasikan, supaya masyarakat sebisa mungkin menggunakan masker N95. Sebab, Covid-19 varian omicron yang mendominasi penularan bisa menembus masker kain.

"Sedapat mungkin pakai masker N95 atau KN95. Itu untuk masyarakat, bukan hanya tenaga kesehatan," ujar Zubairi saat mengisi konferensi virtual bertema "Indonesia dalam Gelombang Ketiga Pandemi, Bagaimana Menghadapinya?", Rabu (16/2/2022).

Baca Juga

Zubairi meminta supaya masyarakat tidak lagi memakai masker kain karena bisa ditembus oleh varian ini. Kendati demikian, ia menyadari jika nantinya dimana-mana tidak bisa mendapatkan masker N95 maka masyarakat bisa menggunakan masker bedah. Kemudian kalau semua jenis masker tidak tersedia karena diburu, ia mengatakan, publik bisa menggunakan masker kain daripada tidak memakai masker sama sekali. "Tetapi sekarang pakai masker N95," ujarnya.

Terkait harga masker N95, Zubairi mengaku telah melakukan survei di beberapa tempat dan ia melihat harganya antara Rp 1.000 hingga 3.000 per satu buah. Sedangkan masker kain harganya banyak yang lebih mahal. "Jadi, tidak benar kalau harga masker N95 lebih mahal karena banyak masker yang harganya lebih tinggi," katanya.

Ia mengingatkan, masker ini penting digunakan karena varian yang banyak beredar di Tanah Air saat ini adalah Omicron, bukan Delta. Saat ini, Zubairi melanjutkan, lebih dari 95 persen dari total kasus Covid-19 yang tersebar di Jawa-Bali disebabkan oleh varian Omicron. 

Meski Omicron tidak banyak menimbulkan gejala, ia mengingatkan varian ini sangat mudah menular. Zubairi menyebutkan potensi penularan Omicron lebih dari 20 kali lebih cepat dibandingkan varian Delta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement