REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, mendorong pengembangan program pekarangan pangan lestari (P2L) sebagai upaya mendukung ketahanan pangan di tengah masa pendemi Covid-19.
Kepala Seksi Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan Ivah Istiyani di Pekalongan, Selasa (15/2/2022), mengatakan, kegiatan P2L meliputi pemeliharaan kebun atau rumah bibit, pemeliharaan demplot, kegiatan pekarangan anggota, dan penanganan pascapanen (pemasaran hasil panen). "Kami siap melakukan pendampingan kegiatan pekarangan pangan lestari ini yang dilakukan ibu-ibu untuk membantu ketahanan pangan di tengah masa pandemi Covid-19," kata Ivah.
Ivah Istiyani mengatakan, saat ini ada 28 kelompok pekarangan pangan lestari yang diharapkan pada 2022 dapat terus melakukan kegiatannya untuk membantu ketahanan pangan di daerah itu. Berdasarkan data 2021, kata dia, ada 24 kelompok P2L yang masih aktif melakukan kegiatan, 19 tidak aktif, 18 kelompok tidak sepenuhnya melakukan kegiatan.
"Akan tetapi pada 2022, jumlah kelompok P2L ini akan bertambah empat sehingga menjadi 28 kelompok sehingga mereka bisa aktif melakukan kegiatannya," kata Ivah.
Menurut dia, beberapa faktor yang menyebabkan P2L tidak aktif antara lain karena masalah internal kelompok yang mengakibatkan kerja sama berkurang dan kegiatan tidak dilaksanakan. Kemudian, kendala lahan tanam, dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk bertanam.
Pihaknya terus berupaya agar P2L yang tidak aktif dapat berkegiatan lagi. Pemkot Pekalongan masih menerima pengajuan bibit dan membantu pendampingan teknis melalui penyuluh pertanian lapangan (PPL).
"Penyuluh pertanian lapangan ini juga aktif melakukan monitoring dan pendampingan di lapangan," kata dia.