Rabu 16 Feb 2022 01:54 WIB

Mudahkan Layanan Secara Digital, RSUD Kota Bogor Luncurkan SIMRS

Diharapkan digitalisasi ini bisa mencakup semua sektor di RSUD Kota Bogor.

Rep: shabrina zakaria/ Red: Hiru Muhammad
Dirut RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir dan Wali Kota Bogor Bima Arya dalam peluncuran SIMRS RSUD Kota Bogor, Selasa (15/2)
Foto: shabrina zakaria
Dirut RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir dan Wali Kota Bogor Bima Arya dalam peluncuran SIMRS RSUD Kota Bogor, Selasa (15/2)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR--Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor meluncurkan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS). SIMRS ini diharapkan dapat mempermudah pendaftaran pasien rawat inap dan rawat jalan melalui anjungan pendaftaran mandiri (APM).

Dengan tagline 'Transformasi Digital Menuju RSUD Kota Bogor Hightech', SIMRS hadir untuk memudahkan pasien dalam mendapatkan layanan di RSUD Kota Bogor secara digital, sekaligus mengurangi kepadatan antrean saat pelayanan. Aplikasi ini bisa diunduh melalui Playstore. 

Baca Juga

Direktur RSUD Kota Bogor, Ilham Chaidir mengatakan, SIMRS ini sudah dilakukan uji coba sejak akhir Januari kepada ratusan pasien dan mulai dilaksanakan pada awal Februari. Ia merasakan dampak positifnya mulai hari ketiga aplikasi diterapkan, dimana antrean layanan mulai berkurang.“SIMRS tahap awal ini kami fokuskan pada hal yang berhubungan dengan pelayanan pasien dulu, mulai dari berbagai pendaftaran, rawat jalan, rawat inap hingga Instalasi Gawat Darurat (IGD),” kata Ilham kepada Republika, Selasa (15/2).

Ilham mengatakan, ke depan RSUD Kota Bogor tengah melanjutkan SIMRS ke bagian-bagian lain. Seperti bagian  keuangan, aset dan lainnya yang akan terkoneksi dalam satu sistem.

Ia berharap digitalisasi ini bisa mencakup semua sektor di RSUD Kota Bogor. Sehingga tidak hanya memudahkan pelayanan, tapi juga memenuhi keterbukaan informasi kepada publik terkait RSUD Kota Bogor.

Apalagi, kata Ilham, banyak rumah sakit di Jawa Barat sudah lebih dulu menggunakan sistem digitalisasi seperti ini. Sehingga, RSUD Kota Bogor tak mau ketinggalan agar terus berupaya meningkatkan pelayanan.“Semoga kita secara bertahap bisa penuhi itu, apalagi kita masih tertinggal ini, banyak RS di pulau Jawa sudah duluan. Memang tidak mudah, merubah budaya dari manual ke digital. Tapi kita akan upayakan terus,” ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, meminta agar pembangunan sistem ini harus totalitas dan tidak setengah-setengah. Ketika ada aplikasi baru, fokusnya tidak hanya untuk mengurangi antrean saja, namun juga membangun transparansi.

Tidak hanya pelayanan, kata dia, tapi juga semua kegiatan hingga pengadaan. “Kita juga bisa monitor dokter mana saja yang aktif dan lainnya. Semua harus jadi atensi. Termasuk kaum berumur yang cenderung belum gadget friendly. Itu juga harus dipikirkan, tetap semua harus dibantu,” ucapnya.

Di era digitalisasi, sambung dia, inovasi ini agar harapan pelayanan kesehatan secara cepat dan tepat bisa diwujudkan di Kota Bogor. “Memang masih ada catatan, tapi setidaknya dengan inovasi ini saya apresiasi sebesar-besarnya kepada RSUD Kota Bogor,” kata Bima Arya.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat, Raden Vini Adiani Dewi mengapresasi inovasi dari RSUD Kota Bogor di bidang digitalisasi layanan. Menurutnya, hal itu sangat diperlukan lantara’ layanan kesehatan sangat diharapkan cepat dan tepat. “Jadi tidak saja soal data, tapi beberapa aplikasi seperti penggunaan ruanganan, alkes, obat, dan lainnya, semua terawasi dengan benar. Otomatis semua data terintegrasi dengan berbagai aplikasi. Ini tuntutan di era digitalisasi,” kata Vini.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement