REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG—Percepatan vaksinasi dan mendorong masyarakat meningkatkan disiplin protokol kesehatan, menjadi opsi yang dipilih Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang dalam mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengungkapkan, saat ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang terus mendorong percepatan vaksinasi, baik vaksinasi dosis pertama maupun vaksinasi booester (penguat) di masyarakat.
“Harapannya, dengan cakupan vaksinasi lengkap yang lebih banyak akan dapat menekan penyebaran kasus aktif dan varian Omicron di Kota Semarang,” ungkapnya, di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (15/2).
Menurut Hendi sapaan akrab Hendrar Prihadi, grafik penambahan kasus aktif baru di wilayah Kota Semarang teru mengalami lonjakan dalam sepekan terakhir telah menembus angka akumulasi 487 kasus.
Guna mengendalikan kasus baru ini Pemkot Semarang terus berupaya menyikapi dan menangani Covid-19 agar tidak sampai terjadi ledakan kasus seperti halnya varian Delta yang terjadi pada pertengahan tahun 2021 kemarin.
Maka kebijakan vaksinasi di masyarakat terus didorong di masyarakat. “Walaupun saat ini telah masuk vaksinasi dosis ke-tiga atau booster, wara yang belum tuntas vaksinasi dosis kedua karena pertimbangan kondisi kesehatan juga terus diupayakan,” jelasnya.
Menurut wali kota, melalui ikhtiar vaksinasi dapat menjadi langkah preventif atas kenaikan kasus Covid-19 di Kota Semarang yang terjadi sampai dengan saat ini.
Untuk itu, Pemkot Semarang –melalui Dinkes Kota Semarang-- terus menyiapkan ketersediaan vaksin agar program percepatan vaksinasi Covid-19 di tengah- tengah masyarakat tidak terkendala.
Data Dinkes Kota Semarang, per 14 Februari 2022 cakupan vaksinasi di Kota Semarang tercatat sebesar 124,27 persen untuk vaksinasi dosis pertama. Sementara cakupan vaksin dosis kedua mencapai 112,06 persen dan vaksinasi booster baru mencapai 14,35 persen.
Di sisi lain, tegas Hendi, pergerakan grafik kasus Covid-19 di Kota Semarang yang trennya terus meningkat ini juga harus ditekankan melalui kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan di setiap Kegiatan.
“Hingga saat ini, protokol kesehatan masih mejadi kunci dalam menekan dan mengendalikan penyebaran Covid-19 selain dengan melakukan percepatan vaksinasi bagi warga Kota Semarang,” lanjutnya.
Ia juga menyampaikan, upaya- upaya preventif juga terus diambil oleh Pemkot Semarang dalam menangani tren kenaikan kasus aktif saat ini, oleh Dinkes Kota Semarang bersama- sama dengan instansi terkait.
Misalnya terus berupaya meningkatkan edukasi kesehatan melalui Whatsapp Center oleh Dinkes Kota Semarang. Termasuk juga edukasi melalui medsos hingga operasi yustisi oleh satgas wilayah dan kota.
Penambahan tempat tidur di rumah sakit juga dilakukan masif kpada masyarakat. “Termasuk meningkatkan sampel skrining, serta fokus penanganan khusus pada wilayah Rukun tetangga (RT) zona merah dan oranye,” tegas Hendi.
Sementara itu, data dari Dinkkes Kota Semarang per hari Selasa siang ini, julah kasus aktif Covid-19 di Kota Semarang terakumulasi mencapai 694 pasien. Dari jumlah tersebut sebanyak 607 di antaranya merupakan pasien warga Kota Semarang. Sisanya sebanyak 87 pasien merupakan warga luar daerah yang positif terpapar Covid-19 dan mendapatkan perawatan di Kota Semarang.