REPUBLIKA.CO.ID, SALATIGA -- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Salatiga perbanyak tempat tidur ruang isolasi perawatan pasien Covid-19. Langkah itu dilakukan menyusul bertambahnya pasien Covid-19 yang menjalani perawatan di ruang isolasi rumah sakit tersebut.
Wali Kota Salatiga, H Yuliyanto mengungkapkan, sampai dengan Senin (14/2/2022) kemarin, jumlah pasien Covid-19 yang menjalani perawatan di ruang isolasi di RSUD Kota Salatiga terus bertambah. Langkah antisipasi jika pasien terus bertambah telah di ambil.
Di RSUD Kota Salatiga, ujarnya, saat ini ada 12 pasien yang menjalani perawatan di ruang isolasi. "Kemarin saya minta agar tempat tidur untuk ruang isolasi Covid-19 ditambah 20 guna mantisipasi penambahan jumlah pasien baru," katanya, Selasa (15/2/2022).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Salatiga, angka penambahan kasus baru Covid-19 di daerahnya terus berlanjut. Sehingga, akumulasi sampai dengan Senin kemarin mencapai sebanyak 164 pasien.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 18 orang pasien di antaranya menjalani perawatan di rumah sakit dan lainnya menjalani isolasi mandiri (isoman). Kendati Kota Salatiga berstatus daerah PPKM Level 1, lonjakan kasus aktif trennya mengalami peningkatan.
Oleh karena itu, berbagai persiapan terus dilakukan untuk mengantisipasi adanya lonjakan kasus Covid-19 gelombang ketiga. Terlebih lonjakan kasus baru yang terjadi dalam beberapa hari terakhir sangat cepat dan satu orang pasien dengan komorbid dilaporkan meninggal dunia.
Dinkes Kota Salatiga, kata dia, juga menyebutkan penularan klaster keluarga yang mendominasi menjadi perhatian serius Pemkot Salatiga. Untuk itu, masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan melalui penerapan disiplin protokol kesehatan yang ketat.
Selain itu, varian baru Omicron telah masuk wilayah Kota Salatiga. "Kemarin juga ditemukan kasus pasien suami istri yang dinyatakan positif Covid-19, maka masyarakat harus terus memperketat protokol kesehatan di lingkungannya," kata Yuliyanto.
Di lain pihak, untuk mencegah perluasan penyebaran Covid-19, Pemkot Salatiga memutuskan untuk menghentikan pasar tiban di Jalan Lingkar Salatiga (JLS) selama dua pekan. Selain dihentikan Pemkot Salatiga juga berencana mengevaluasi lagi kegiatan pasar tiban tersebut.
Namun, untuk operasional di pasar-pasar tradisional yang ada di Kota Salatiga masih berjalan dengan normal, dengan pengawasan protokol kesehatan yang lebih ketat. Sementara untuk pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah dilaksanakan dengan pembatasan.
Jumlah siswa/ peserta didik yang hadir mengikuti PTM di sekolah dibatasi hanya 50 persen, sementara selebihnya mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) dari rumah. "Untuk teknis pelaksanaannya ada juga sekolah yang memberlakukan PTM sistem shift (bergantian)," kata wali kota.
Baca juga:
Produsen Tahu di Aceh Keluhkan Mahalnya Harga Kedelai
Komisi III Gelar Kunjungan Spesifik ke Wadas, Apa Hasilnya?
Komisi II Soroti Pengalaman Calon Anggota KPU