Kamis 10 Feb 2022 12:51 WIB

Tingkat Keterisian Tempat Tidur RS Covid-19 di Kota Bandung Meroket

Sebanyak 40 persen pasien Covid-19 berasal dari luar Kota Bandung

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Nur Aini
Petugas membawa tabung oksigen cair untuk diisi ulang di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung, Jalan Rumah Sakit, Kota Bandung, Selasa (27/7).
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas membawa tabung oksigen cair untuk diisi ulang di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung, Jalan Rumah Sakit, Kota Bandung, Selasa (27/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Keterisian tempat tidur bagi pasien Covid-19 atau Bed Occupancy Rate (BOR) pada rumah sakit di Kota Bandung terus mengalami kenaikan mencapai 30,79 persen. Sedangkan, positivity rate penyebaran Covid-19 naik 5,13 persen.

"BOR 30,79 persen naik betul dan 40 persen dari luar Kota Bandung merupakan risiko aglomerasi apalagi fasilitas banyak," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung Ahyani Raksanagara saat dihubungi, Kamis (10/2/2022).

Baca Juga

Ia menuturkan jumlah tempat tidur bagi pasien Covid-19 masih sekitar 30 persen dan belum dinaikkan. Sebab, RS juga harus melayani pasien yang memiliki penyakit di luar Covid-19.

Sedangkan, positivity rate mencapai 5,13 yang menunjukan tes harus diperbanyak. Ia pun meminta masyarakat lebih berhati-hati sebab penularan Covid-19 dapat terjadi di mana saja dan tanpa gejala.

"Sangat dianjurkan bagi yang nggak enak badan merasa anget badan, sakit tenggorokan, batuk, jangan beraktivitas di luar rumah istirahat dulu dan diperiksa," katanya.

Ia mengatakan mereka yang terpapar Covid-19 varian Omicron merasa tidak sakit dan sehat. Selain itu, pihaknya memastikan tidak terdapat klaster penyebaran Covid-19 sebab saat ini virus sudah menyebar di mana saja.

"Sekarang sudah menyebar di komunitas, di mana saja dari rumah dibawa ke kantor dari kantor dibawa ke mana," katanya. Ahyani menegaskan masyarakat harus mengurangi mobilitas dan curva kasus Covid-19 harus ditekan agar penyebaran dapat diperlambat.

Ia mengatakan masa inkubasi penularan Covid-19 dua pekan sehingga pihaknya dapat memiliki waktu untuk melacak pasien yang terpapar saat ini. Apabila tiap pekan terus bertambah maka dikhawatirkan tidak dapat tertangani.

KSP: Pengetatan Level PPKM tak Berkaitan Perayaan Agama

Puskesmas di Surabaya Layani Masyarakat 24 Jam untuk Atasi Covid-19

RSDC Wisma Atlet Pademangan Digunakan untuk Pasien OTG

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement