REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, melalui Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan terus mengembangkan tanaman pinang sebagai komoditas unggulan di daerah itu.
Kepala Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Aceh Utara Lilis Indriansyah di Lhokseumawe, Rabu (8/2/2022), mengatakan, pengembangan komoditas unggulan tersebut untuk mendongkrak perekonomian masyarakat. "Upaya pengembangan yang kami lakukan dengan menggalakkan program penanaman pinang dan pemberdayaan sumber daya petani untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian," kata Lilis Indriansyah.
Lilis Indriansyah mengatakan luas lahan perkebunan pinang di Aceh Utara mencapai 12.358 hektare dengan produksi mencapai 4.200 ton per tahunnya atau 334 kilogram per hektare. Produksi pinang pada 2020 mencapai 4.264 ton. "Produksi pinang mengalami kenaikan pada 2021, mencapai 4.291 ton," kata Lilis Indriansyah.
Untuk target produksi pinang pada 2022, kata Lilis Indriansyah, mencapai 500 kilogram per hektare. Dengan produksi tahun lalu, pihaknya optimis target tersebut dapat tercapai.
"Dari potensi yang ada, kami optimis target tersebut bisa tercapai. Peningkatan produksi ini sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat," kata Lilis Indriansyah.
Untuk mendukung program pengembangan pinang tersebut, Lilis Indriansyah mengatakan, Pemkab Aceh Utara mengusulkan bantuan yang bersumber dari anggaran pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi. Lilis Indriansyah mengatakan, Aceh Utara mendapatkan bantuan untuk pengembangan pinang berupa 70 ribu batang bibit pinang dari APBN dan 12 ribu batang bibit pinang dari anggaran pendapatan belanja Aceh (ABPA) pada 2021.
"Bantuan bibit batang pinang tersebut ditanam pada lahan yang baru dikembangkan yakni seluas 70 hektare. Dengan bantuan bibit tersebut diharapkan bisa meningkatkan produksi pinang di Kabupaten Aceh Utara," kata Lilis Indriansyah.