Senin 07 Feb 2022 14:39 WIB

Keterisian Tempat Tidur Sulawesi Tenggara Tertinggi di Luar Jawa Bali

Secara umum BOR di wilayah luar Jawa Bali mulai meningkat.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ilham Tirta
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
Foto: Istimewa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga Koordinator PPKM Luar Jawa Bali mengatakan, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) perawatan Covid-19 di wilayah luar Jawa Bali mulai meningkat. Ini seiring dengan meningkatnya kasus di luar Jawa Bali, yakni kasus konfirmasi harian sebesar 6,7 persen atau total 2.405 kasus, tiga kasus kematian, dan secara keseluruhan kasus aktif 13.424 atau 7 persen.

"Kalau kita lihat keterpakaian tempat tidur atau BOR di luar Jawa yang tertinggi itu di Sulawesi Tenggara 15 persen," ujar Airlangga dalam konferensi persnya secara daring, Senin (7/2).

Baca Juga

Airlangga melanjutkan, daerah yang mengalami peningkatan BOR berikutnya adalah Sumatera Selatan 11 persen, kemudian Lampung 11 persen, Kalimantan Selatan 10 persen, Bengkulu 10 persen, sisanya di bawah 10 persen. Meskipun peningkatannya tidak signifikan dibandingkan daerah di Jawa, tetapi harus tetap diperhatikan agar tidak semakin melonjak.

"Kalau kita lihat dari keseluruhan, tingkat isolasi terpusat di luar Jawa Bali itu kapasitas tersedia 27.766 tempat tidur dan terisi 303 atau BOR masih 1,09 persen," katanya.

Karena itu, Airlangga menekankan pentingnya kesiapan respon jika terjadi peningkatan kasus Covid-19 di luar Jawa Bali. Menurutnya, untuk orang terkonfirmasi Covid-19 dengan gejala ringan atau orang tanpa gejala (OTG) didorong untuk berada di isolasi terpusat atau isolasi mandiri jika memenuhi persyaratan.

"Tadi arahan bapak presiden untuk gejala ringan itu akan didorong, OTG dan ringan itu isolasi terpusat atau isolasi di rumah masing-masing ataupun isolasi mandiri apabila memenuhi persyaratan," katanya.

Selain itu, Airlangga mengungkap, peningkatan kasus juga nampak terjadi dari kenaikan angka reproduksi kasus efektif di beberapa daerah di luar Jawa. Sumatera tetap di angka 1,02, Kalimantan naik 1,02, Maluku naik 1,12, Papua 1,07, Nusa Tenggara 1,04, dan Sulawesi 1,02.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement