Rabu 02 Feb 2022 19:58 WIB

Lonjakan Angka Keterisian RS Jadi Penanda Datangnya Gelombang Ketiga

Angka keterisian RS Covid-19 paling tinggi di Jakarta yakni sebesar 52 persen.

Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan cairan disinfektan di fasilitas umum Kota Madiun, Jawa Timur, Rabu (2/2/2022). Pemkot Madiun melakukan penyemprotan cairan disinfektan secara massal di sejumlah lokasi yang banyak dikunjungi warga dengan melibatkan petugas gabungan dari Pemadam Kebakaran, BPBD, PMI, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Perdagangan guna mengendalikan penyebaran COVID-19 seiring meningkatnya kambali kasus positif COVID-19.
Foto:

 

 

Seperti yang telah diprediksi sebelumnya, lonjakan kasus Covid-19 mulai terjadi pada Februari ini. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat kenaikan kasus Covid-19 secara nasional yang melonjak menjadi 56 ribu kasus dalam satu pekan ini.

Menurut Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, angka ini meningkat hingga 40 kali lipat jika dibandingkan dengan awal Januari lalu. Ia menyebut, peningkatan kasus positif ini terjadi cukup tajam dan dalam waktu yang singkat.

“Peningkatan kasus positif pada minggu ini adalah yang terbanyak. Jika sebelumnya kasus positif mingguan meningkat perlahan dari 1.400, kemudian 3.000, kemudian 5.400, kemudian meningkat cukup besar menjadi 14 ribu, dan di minggu ini kasus mengalami lonjakan menjadi 56 ribu kasus dalam satu minggu,” ujar Wiku, Rabu.

Sedangkan, pada kasus positif hariannya tercatat telah mencapai 16 ribu kasus per 1 Februari kemarin. Angka ini lebih tinggi daripada penambahan harian saat gelombang pertama pada Desember 2020 lalu.

Kenaikan tajam kasus positif ini menjadikan positivity rate harian dari pemeriksaan antigen dan PCR mencapai 6. Padahal sebelumnya, kata Wiku, positivity rate harian nasional sempat konsisten berada di angka 0-2.

“Tentunya kenaikan kasus positif ini sudah seharusnya menjadi peringatan bagi kita semua untuk kembali merefleksikan kedisiplinan kita terhadap protokol kesehatan,” kata dia.

Kabar baiknya, meskipun terjadi lonjakan tajam kasus positif, namun tidak diikuti oleh peningkatan kasus kematian yang tajam. Wiku menyebut, angka kematian saat ini meningkat 14 kali lipat jika dibandingkan pada 1 Januari lalu.

Kendati demikian, jumlah ini masih jauh lebih sedikit jika dibandingkan pada gelombang pertama di akhir 2020 lalu.

“Dengan jumlah kasus positif yang sama, nyatanya kematian harian pada saat ini berjumlah 28 kematian. Sedangkan pada gelombang pertama lalu, kematian mencapai hingga lebih dari 300 orang dalam satu hari. Namun selalu saya tekankan, bahwa satu kematian saja terbilang nyawa,” jelasnya. 

Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban mengimbau, masyarakat untuk perketat protokol kesehatan (prokes).

"Kasus baru harian 2 Februari 2022 mencapai 16.021 kasus. Padahal, 1 Januari 2022 masih 174 kasus. Ini pertanda penyebaran amat cepat dan akan banyak lagi bermunculan di banyak tempat. Saatnya memperketat agar peningkatan kasus yang pesat ini jadi melambat," katanya dalam cuitan di akun Twitter miliknya, Rabu.

Ia pun sepakat bahwa, Indonesia sudah mulai memasuki gelombang ketiga pandemi Covid-19. Pertimbangannya, kasus Covid-19 terus naik setiap hari, angka BOR RS dan positivity rate naik, dan kemunculan klaster-klaster.

"Tapi jangan panik. Kami bisa atasi sebelum jadi lebih buruk. Pemutusan rantai penularan harus dilakukan cepat dan efisien," kata dia.

Ia menambahkan untuk semua rekan dan kolega. Dokter, perawat, sopir ambulans, sekuriti RS dan yang berada di belakang layar, ia ucapkan terima kasih.

"Kami masih berada di waktu yang sulit. Utamakan keselamatan. Terus waspada. Sabar. Jangan terprovokasi. Fokus saja. Bismillah kami bisa," kata dia.

 

photo
Durasi isolasi mandiri pasien positif Covid-19. - (Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement