Rabu 02 Feb 2022 12:48 WIB

Seluruh Pekerja PT KAI di Stasiun Solo Balapan Dites Narkoba

Di wilayah PT KAI Daop VI tidak ditemuan kasus pekerja gunakan narkoba.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Penampakan Stasiun Solo Balapan di Kota Solo, Jawa Tengah.
Foto: Republika/Andrian
Penampakan Stasiun Solo Balapan di Kota Solo, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Puluhan awak kereta mengikuti tes narkoba di Stasiun Solo Balapan, Kota Solo, Jawa Tengah pada Rabu (2/2/2022), sebagai bagian dari optimalisasi pelayanan kepada masyarakat. "Setelah satu minggu lalu kami lakukan tes narkoba di wilayah Yogyakarta untuk manajemennya dan awak kereta, hari ini di Solo juga dilakukan sidak tes narkoba," kata Manager Humas KAI Daop 6 Supriyanto di Kota Solo, Rabu.

Dia mengatakan, beberapa pekerja PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang mengikuti tes, di antaranya petugas pengawalan kereta, masinis, kondektur, dan teknisi. "Hari ini ada 50-an yang ikut sebagai antisipasi kemarin habis liburan. Ini untuk keselamatan perjalanan KA karena prinsip PT KAI adalah keselamatan yang utama. Kami pastikan SDM benar-benar sehat dan bebas dari penyalahgunaan obat-obatan terlarang," kata Supriyanto.

Baca Juga

Dia mengatakan, sejauh ini, di wilayah kerja PT KAI Daop VI tidak ada temuan terkait kasus pekerja yang menggunakan narkoba. "Alhamdulillah wilayah Daop VI tidak ada temuan, namun kami tetap antisipasi dengan melakukan tes acak petugas di lapangan dan manajemen. Di Yogya kemarin yang ikut ada 47 orang dan hasilnya negatif semua. Memang kami rutin lakukan secara acak di beberapa tempat," ucap Supriyanto.

Menurut Supriyanto, pemeriksaan kesehatan dan kondisi psikologis awak kereta  menjadi perhatian utama dari PT KAI. Pemeriksaan tersebut juga dilakukan dari sisi kondisi psikologis petugas. "Tetap memastikan kondisi mereka sehat dan layak termasuk psikologisnya, makanya kami melakukan assessment, kondisi keluarga dan sebagainya," katanya.

Supriyanto menjelaskan, jika ada petugas yang diketahui positif narkoba maka akan dilakukan tindakan lebih lanjut. "Kami cek dulu, belum tentu juga (menggunakan narkoba). Seperti kemarin (pernah ada kasus) setelah dicek ternyata pakai alat pembersih gigi. Makanya tindak lanjut diperlukan. Dalam hal ini kami bekerja sama dengan BNN Surakarta," kata Supriyanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement