Selasa 01 Feb 2022 14:01 WIB

Kasus Covid-19 Kembali Melonjak, Pengamat: Evaluasi PTM 100 Persen

P2G juga mendesak pemerintah agar PTM 100 persen segera dihentikan.

Rep: dea alvi soraya/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah daerah di wilayah Jabodetabek mulai menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen  menyusul melonjaknya kasus infeksi Covid-19 di sekolah. Suasana PTM 100 persen di SMPN 1 Depok.
Foto: Republika/Rusdy Nurdiansyah
Sejumlah daerah di wilayah Jabodetabek mulai menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen menyusul melonjaknya kasus infeksi Covid-19 di sekolah. Suasana PTM 100 persen di SMPN 1 Depok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Sejumlah daerah di wilayah Jabodetabek mulai menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen  menyusul melonjaknya kasus infeksi Covid-19 di sekolah. Pengamat Pendidikan, Jejen Musfah menyarankan agar penerapan PTM dipertimbangkan atau dievaluasi kembali. 

“PTM 100 persen sebaiknya dipertimbangkan atau dievaluasi secara berkala sesuai perkembangan covid-19. Misal, bisa kembali ke ptm 50 persen. Intinya tetap ada tatap muka tapi tidak memaksakan 100 persen,” ujarnya saat dihubungi Republika, Selasa (1/2/2022). 

Baca Juga

Menurutnya, hal yang perlu diperhatikan adalah jaminan bahwa seluruh kegiatan belajar-mengajar (KBM) berjalan efektif dan menyenangkan, baik pelaksanaannya melalui luring maupun daring. Keefektivan KBM, kata Jejen, sangat perlu diprioritaskan demi mencapai hasil belajar yang maksimal. 

“Pelatihan dan monev belajar mengajar guru oleh kepala madrasah harus berjalan dengan baik, agar guru-guru dapat menyiapkan pembelajaran yang menyenangkan dan efektif di era pandemi ini. Daring maupun luring, harus dipastikan bahwa siswa memperoleh hasil belajar yang maksimal,” ujarnya menyarankan. 

Saran serupa juga dilontarkan Koordinator Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Satriwan Salim, yang mendesak pemerintah agar PTM 100 persen segera dihentikan. Upaya ini perlu segera dilakukan demi menghentikan lonjakan kasus Covid-19 yang terus meroket. 

“PTM 100 persen berlangsung di tengah kekhawatiran terus meningkatnya kasus Covid-19. PTM 100 persen di tengah kondisi ini sejatinya tidak aman bagi guru dan siswa,” kata dia dalam keterangan yang diterima Republika.co.id.

Hal ini senada dengan prediksi Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin bahwa Jakarta dan daerah penyangganya akan jadi medan tempur pertama melawan Covid-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2 varian Omicron. Meski begitu, di Jakarta, PTM 100 persen hingga kini masih berlangsung. 

Satriwan menambahkan, di tengah gelombang ketiga Covid-19, secara psikologis sebenarnya PTM 100 persen cukup mencemaskan bagi guru dan orangtua. "Coba rasakan, bagaimana guru, siswa berinteraksi kayak sekolah normal, sebab 100 persen siswa masuk setiap hari. Sementara itu angka kasus meningkat tajam tiap hari. Ini mengganggu pikiran dan kenyamanan belajar di sekolah," ujar Satriwan. 

“Kondisi demikian akibat lemahnya pengawasan dari Satgas Covid-19 termasuk dinas terkait. Kedisiplinan terhadap prokes harus terus digaungkan, mulai dari rumah, di jalan, angkutan umum, di sekolah, dan pulang sekolah,” ujar dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement