REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Direktur Prasarana Strategis Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Essi Asiah menyatakan, pembangunan konstruksi Pasar Mardika diharapkan menerapkan metode Building Information Modelling (BIM).
Sesuai Permen PUPR Nomor 22 Tahun 2018, Pasar Mardika masuk dalam kategori bangunan tidak sederhana, dengan luas di atas 2.000 meter persegi dan di atas dua lantai. "Pasar Mardika diharapkan bisa menjadi pasar pelopor yang menerapkan BIM di Maluku," kata Essi secara virtual saat peresmian pembangunan Pasar Mardika, Kamis (27/1/2022).
Metode BIM adalah pembangunan yang ditetapkan pada suatu konsep teknologi berbasis model 3D yang berisikan semua data dan informasi tentang objek sebenarnya dari model tersebut. Essi berharap Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Maluku dan kontraktor penyedia jasa agar melakukan rencana mitigasi dan antisipasi yang cermat dari segala risiko yang berakibat pada keterlambatan dan kualitas pekerjaan.
"Pastikan rencana metode konstruksi, penjadwalan pekerjaan dan pengadaan material yang tepat, dan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) ditekankan semaksimal mungkin," kata Essi.
Selain itu terapkan 5T yaitu Tepat Mutu, Tepat Waktu, Tepat Biaya, Tepat Administrasi, dan Tepat Manfaat. Penerapan 5T terutama administasi agar pertanggungjawaban audit dengan baik, ditunjang sinergitas pelaksanaan konstruksi.
Essi mengakui, yang harus menjadi perhatian yakni manajemen pengelolaan pasar yang terpisah dari dinas terkait. "Jika selama ini melekat di dinas maka setelah ini diharapkan ada manajemen pengelolaan pasar yang lebih tertata dengan baik," ungkap dia.
Pembangunan Pasar Mardika dilakukan dengan dengan skema multi years contract APBN TA 2021-2023. Dilakukan (BPPW) Maluku bersama dengan PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk sebagai penyedia konstruksi dan PT Ciriajasa Cipta Mandiri sebagai penyedia manajemen konstruksi.