Rabu 26 Jan 2022 22:48 WIB

Bupati Bantul: Kasus Covid-19 Naik karena Prokes Kendor

Pemkab Bantul akan kembali menerapkan prokes ketat mengantisipasi omicron.

Abdul Halim Muslih.
Foto: Dok Pemkab Bantul
Abdul Halim Muslih.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Abdul Halim Muslih menyatakan, kasus penularan Covid-19 di kabupaten ini naik dalam beberapa hari terakhir. Menurut Halim, kenaikan kasus karena penerapan protokol kesehatan di masyarakat sudah kendor.

"Evaluasinya bahwa kita ini sudah agak sedikit di dalam penerapan prokes (protokol kesehatan) karena pandemi Covid-19 kita itu sudah melandai," kata Halim di Bantul, Rabu (26/1/2022).

Baca Juga

Data Satuan Satgas Penanggulangan Covid-19 Bantul menunjukkan, kasus konfirmasi pada Selasa (25/1) bertambah sembilan orang, naik dibanding hari sebelumnya yang rata-rata di bawah lima orang. Bantul juga sempat mengalami nihil kasus baru pada waktu yang cukup lama.

"Kita pernah nol orang kasus Covid-19, dan karena ini informasi sifatnya terbuka, maka pemerintah juga mengumumkan hari itu nol kasus, dampaknya masyarakat mengira pandemi selesai, sehingga terjadi pengendoran di dalam penerapan prokes," katanya.

Bupati mengatakan, akibatnya ada masyarakat yang sudah tidak menggunakan masker, dan merasa aman dari penularan Covid-19. Padahal, pemerintah belum menyatakan kalau pandemi selesai. "Apalagi ada varian omicron yang sudah menyebar di Jakarta, sementara Jakarta dengan Jogja itu punya hubungan yang erat, buktinya transportasi dari Jogja ke Jakarta, dan sebaliknya tiap hari ribuan orang, sehingga kita harus kembali menerapkan prokes secara ketat," katanya.

Bupati mengatakan, selain prokes ketat, masyarakat juga harus membentengi diri dengan melakukan vaksin agar bisa melawan paparan Covid-19. "Sampai hari ini memang belum ada informasi kasus omicron, karena masih dalam proses uji klinis, masih varian lama," katanya.

Data Satgas Covid-19 Bantul, total kasus positif hingga Selasa (25/1) sebanyak 57.459 orang, dengan telah sembuh 55.853 orang, dan meninggal 1.569 orang. Kasus aktif atau pasien yang masih isolasi berjumlah 37 orang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement