Senin 24 Jan 2022 16:27 WIB

Wapres: 28,64 Persen Lansia Belum Mendapatkan Vaksin Pertama

Meskipun booster vaksinasi sudah mulai, capaian vaksin primer belum tercapai.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, masih ada ada 28,64 persen lansia yang belum mendapatkan vaksin pertama. (Foto: Wakil Presiden Ma'ruf Amin)
Foto: Dok. BPMI/Setwapres
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, masih ada ada 28,64 persen lansia yang belum mendapatkan vaksin pertama. (Foto: Wakil Presiden Ma'ruf Amin)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta percepatan pemberian vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat perlu menjadi perhatian. Wapres mengatakan, selain untuk kategori dewasa, akselerasi harus dipacu untuk para lansia dan anak-anak.

"Masih ada ada 28,64 persen lansia yang belum mendapatkan vaksin pertama dan juga 53,53 persen yang belum mendapatkan vaksin yang kedua," ujar Wapres saat memimpin Rapat Terbatas (Ratas) Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) melalui konferensi video, Senin (24/1).

Baca Juga

Wapres mengatakan, meskipun booster vaksinasi dosis ketiga sudah mulai dilaksanakan, capaian vaksin primer belum sepenuhnya tercapai. Hingga 23 Januari 2022, capaian vaksin primer dosis pertama sudah 86,97 persen, sedangkan dosis keduanya baru 59,58 persen dari sasaran vaksinasi 208 juta.

Selain itu, Wapres juga menyinggung sejauh mana perkembangan vaksin Covid-19 hasil produksi dalam negeri hingga saat ini. "Termasuk aspek keamanannya, khasiatnya, mutunya, serta progres pembuatannya, supaya pada 2022 ini seperti diarahkan Presiden (Joko Widodo) vaksin buatan dalam negeri ini dapat digunakan masyarakat Indonesia," ujarnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers usai ratas mengatakan, capaian vaksinasi daerah di luar Jawa-Bali, terdapat provinsi yang masih dibawah rata-rata nasional yakni 70 persen. "Maluku utara sudah meningkat ke 68 persen, Maluku masih di level 66 persen, dan Papua Barat di 46 persen dan di Papua sekitar 26 persen," ujar Airlangga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement