REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hujan dengan intensitas tinggi mengakibatnya Sungai Ciberes dan beberapa wilayah irigasi meluap. Akibatnya, banjir yang merendam 964 rumah warga di Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Jumat (21/1) sejak pukul 19.00 WIB.
"Banjir dengan tinggi muka air 20 sampai 150 sentimeter merendam tiga desa di kecamatan tersebut, antara lain Desa Ciuyah, Gunung Sari dan Mekarsari," ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (22/1).
Selain itu, banjir juga merendam fasilitas pendidikan, meliputi satu unit sekolah dasar, satu unit taman kanak-kanak, dua unit pendidikan anak usia dini, satu unit sekolah menengah pertama, dan dua unit Madrasah Ibtidaiyah. Adapun dua unit tempat ibadah dan empat unit mushola turut terendam akibat peristiwa ini.
"Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon melaporkan sebanyak 3.783 warga terdampak banjir," katanya.
Ia menambahkan, BPBD serta aparat desa setempat melakukan proses evakuasi warga terdampak ke tempat yang lebih aman menggunakan perahu karet. Tidak ada laporan korban jiwa dan luka-luka akibat insiden ini. Kondisi mutakhir per Sabtu (22/1) dini hari pukul 01.30 WIB, Sekretaris Desa Ciuyah melaporkan wilayahnya telah berangsur surut dan tinggi muka air terkini sekitar 10 sampai 30 sentimeter.
Muhari mengutip informasi peringatan dini cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) per 22 sampai 24 Januari 2022 di Kabupaten Cirebon yang berpotensi hujan dan dapat disertai kilat/petir serta angin kencang antara siang hingga malam hari. Kajian inaRISK menunjukan Cirebon memiliki potensi bahaya banjir pada tingkat sedang hingga tinggi yang berdampak pada 39 kecamatan.
"Merespons hal tersebut, BNPB mengimbau masyarakat dan aparat daerah setempat meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca hujan yang masih berlangsung hingga puncaknya di bulan Februari mendatang," ujarnya.
Ia menambahkan, langkah-langkah kesiapsiagaan juga dapat dilakukan dengan membersihkan material yang menghambat aliran atau saluran air disekitar sungai atau daerah irigasi. Kemudian, memantau peningkatan debit air ketika curah hujan lebat serta membuat rencana kedaruratan seperti tempat evakuasi yang aman dan sesuai dengan protokol kesehatan.