REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta meluncurkan awan panas guguran dengan jarak luncur sejauh 2.500 meter (2,5 km). Awan meluncur ke arah Kali Bebeng atau barat daya pada Jumat (21/1/2022) sore.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Jumat, menyebutkan awan panas guguran Merapi meluncur pada pukul 17.05 WIB. "Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 30 mm dan durasi 232 detik," kata dia.
Ia mengatakan sampai saat ini belum mendapat laporan adanya hujan abu akibat adanya awan panas guguran di Gunung Merapi."Belum ada laporan kejadian hujan abu," katanya.
Sementara itu, berdasarkan hasil analisis morfologi pada periode 14 sampai 20 Januari 2022, kata dia, tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan, baik pada kubah lava barat daya maupun kubah tengah Merapi.
Volume kubah lava di barat daya tercatat sebesar 1.670.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 3.007.000 meter kubik.
BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah dalam sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal tiga kilometer ke arah Sungai Woro dan sejauh lima kilometer ke arah Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.