Jumat 21 Jan 2022 17:49 WIB

Kecelakaan Balikpapan, Kemenhub: Pengusaha Lebih Cari Keuntungan daripada Keselamatan

Pengusaha dan pengemudi juga harus bekerja sama mengecek kendarannya.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Karta Raharja Ucu
Warga mengamati sebuah mobil yang rusak akibat ditabrak truk tronton di Turunan Rapak, Balikpapan, Kaltim, Jumat (21/1/2022). Kecelakaan yang diduga karena truk mengalami rem blong itu mengakibatkan lima orang tewas.
Foto: Antara/Novi A
Warga mengamati sebuah mobil yang rusak akibat ditabrak truk tronton di Turunan Rapak, Balikpapan, Kaltim, Jumat (21/1/2022). Kecelakaan yang diduga karena truk mengalami rem blong itu mengakibatkan lima orang tewas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi berpendpaat kecelakaan truk kontainer di Balikpapan karena banyak pengusaha yang mengutamakan keuntungan daripada keselamatan. Karena itu, untuk pengawasan dinas kabupaten/kota setiap enam bulan sekali akan melakukan uji berkala.

"Uji berkala diawasi oleh kepolisan dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS). Sesuai UUD seperti itu. Lebih luas lagi kepolisian. Polri tanpa dari kami bisa melakukan pengawasan," katanya saat dihubungi Republika, Jumat (21/1).

Baca Juga

Ia menegaskan, jika pengusaha sudah melakukan uji berkala kepada kendaraannya tidak bisa menjamin bulan berikutnya tidak ada kerusakan. Pengusaha dan pengemudi juga harus bekerja sama mengecek kendarannya.

"Yang lebih paham dan tau adalah para pengemudi. Layak atau tidak untuk menjalankan kendaraan. Harus di cek semua mesinnya. Kadang pengemudi mengabaikan hal itu. Lalu, pengusaha juga utamakan keuntungan daripada keselamatan," kata dia.

Sesuai dengan amanat UUD 22 2009 aspek keselamatan terdapat beberapa institusi yang harus bekerja sama antara lain, Kementerian PUPR menyediakan jalan yang bagus, Polisi mengecek pengemudi dan Kemenhub bagian kendaraannya. Namun, pada kenyataannya untuk bekerja sama oleh semua pihak tidak mudah.

Selain itu, ia mengingatkan agar para perusahaan menjalankan SMK (Sistem Manajemen Keselamatan) yang dibuat oleh Kemenhub. Dalam SMK ada kegiatan pemeriksaan rutin dan berkala.

"Perusahaan harus peduli dengan keselamatan. Terlebih juga dengan pengemudi dalam kondisi prima atau tidak dan kendarannya juga," kata dia.

Dengan kejadian seperti ini, jangan saling menyalahkan. Hal ini dibutuhkan kerja sama oleh semua pihak. "Ini bicara keselamatan semua harus kerja sama jangan sampai merugikan orang lain," kata dia.

Sebelumnya diketahui, Peristiwa kecelakaan beruntun melibatkan truk tronton bermuatan berat yang diduga mengalami rem blong terjadi di Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (21/1/2022) pukul 06.15 WITA. Truk menabrak enam buah kendaraan roda empat dan 14 unit sepeda motor yang tengah mengantre di lampu merah Simpang Muara Rapak Jalan Sukarno-Hatta.

Dugaan awal truk mengalami rem blong, sementara geografis jalanan lurus menurun dari arah perbukitan. Dari kejadian tersebut, berdasarkan hasil koordinasi dengan Kabid Humas Polda Kalimantan Timur diperoleh data korban hingga pukul 11.54 WIB tercatat empat orang meninggal dunia, satu orang kritis, empat luka berat, dan 17 luka ringan.

"Mohon izin ralat update terakhir di lapangan yang meninggal dunia empat orang, satu orang masih kritis," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo melalui pesan WhatsApp di Jakarta, Jumat.

Dikatakan, para korban dirawat di tiga rumah sakit (RS) rujukan, yakni RS Khanujoso, RS Beriman, dan RS Ibnu Sina. Terkait kejadian itu, Mabes Polri melalui Korps Lalu Lintas (Korlantas) bergerak cepat untuk mendalami serta mengusut penyebab terjadinya peristiwa kecelakaan beruntun di Balikpapan.

"Mabes Polri akan turunkan tim TAA (traffic accident analysis) Korlantas Polri ke TKP," kata Dedi. Menurut Dedi, tim itu akan memastikan penyebab utama dari terjadinya peristiwa kecelakaan yang mengakibatkan empat orang meninggal dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement