REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) sejak 1 Januari 2022 sampai Rabu (19/1/2022) sebanyak 55 orang, dan satu pasien DBD dinyatakan meninggal dunia.
"Melihat data itu, kasus DBD di Mataram meningkat jika dibandingkan bulan Desember 2021 yang tercatat sebanyak 50 kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Usman Hadi di Mataram, Rabu.
Satu pasien DBD yang meninggal, kata dia, dipicu karena telat dibawa ke fasilitas kesehatan serta adanya penyakit bawaan. Menurutnya, peningkatan temuan kasus DBD di Kota Mataram disebabkan terjadinya perubahan cuaca yang tidak menentu karena kadang pagi cerah, siangnya hujan.
"Kondisi itu memicu timbulnya jentik nyamuk pada setiap titik genangan air," katanya.
Terkait dengan itu, Usman mengimbau masyarakat agar waspada terhadap berbagai potensi peningkatan kasus DBD selama musim pancaroba. Masyarakat harus terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), melakukan gerakan 3M plus (menguras bak air, menutup dan mengubur barang bekas), plus melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Baca: DPR Usir Sekjen Kemensos, Risma: Aku Nggak Tahu Salahnya Apa
Baca: Koalisi Masyarakat Sunda Ancam Geruduk PDIP Buntut Pernyataan Arteria
Selain itu, Dinkes juga telah membagikan bubuk abate kepada masyarakat secara gratis melalui kader kesehatan. Bubuk abate yang dimasukkan ke penampungan air atau genangan air bisa mencegah munculnya jentik nyamuk.
"Untuk kegiatan pengasapan atau fogging tetap kita lakukan, tapi difokuskan pada kelurahan yang warganya positif terjangkit DBD," ujar Usman Hadi.
Baca: Sekolah PTM Ditutup di DKI Jakarta Terus Bertambah, Kini Ada 43