REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono menilai pelaksanaan vaksinasi dosis penguat (booster) membutuhkan tata kelola yang baik. Dengan begitu, pemberiannya tidak sampai mengganggu pelaksanaan vaksinasi primer, yakni dosis pertama dan kedua.
"Stok vaksin kita cukup, tapi kita juga butuh manajemen yang baik agar pelaksanaan vaksinasi dosis pertama dan kedua tetap berjalan," ujar Pandu saat dihubungi Antara di Jakarta, Kamis (13/1/2022).
Pandu mengatakan, sejauh ini masih ada beberapa provinsi yang cakupan vaksinasinya belum mencapai target 70 persen untuk dosis pertama. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada kendala pelaksanaan vaksinasi di beberapa daerah.
"Distribusi vaksin perlu menjadi perhatian agar pelaksanaan vaksinasi dosis pertama dan kedua tidak terkendala," kata Pandu.