Rabu 12 Jan 2022 20:17 WIB

Melacak Transmisi Lokal Omicron Pelaku Perjalanan Bogor-Jakarta

Peningkatan kasus transmisi lokal omicron harus dibarengi peningkatan tracing.

Warga mengenakan masker saat melintas di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Rabu (12/1/2022). Kemenkes memprediksi puncak penyebaran kasus COVID-19 varian Omicron akan terjadi pada awal atau pertengahan Februari 2022.
Foto:

Guru Besar Paru FKUI itu juga mendorong pengawasan pelaku perjalanan luar negeri harus terus diperketat. "Juga melalui mekanisme Regulasi Kesehatan Internasional (Internasional Health Regulation/IHR) disampaikan informasi ke negara asal varian omicron agar di negara itu juga dilakukan testing dan tracing dari kemungkinan sumber penular di negara itu," katanya.

Karena masih 43 persen populasi dan 56 persen lansia belum divaksin secara lengkap, kata Tjandra, maka angka ini harus segera dikejar untuk divaksin semaksimal mungkin. "Pemberian booster tentu baik dan segera dimanfaatkan oleh yang sudah mendapat kesempatan ini. Tetapi secara makro maka pemberian booster jangan sampai mengorbankan upaya pemberian vaksin yang dua kali yang mutlak amat diperlukan," katanya.

Tjandra menambahkan kesiapan pelayanan kesehatan dari primer, sekunder dan tertier harus terus ditingkatkan. Selain itu upaya komunikasi risiko yang intensif agar protokol kesehatan dapat dilakukan lebih baik lagi. "Data harus selalu 'updated' dengan surveilans yang ketat, sehingga dinamika pengambilan keputusan publik dapat berdasar data 'real time', tepat dan cepat," katanya.

Pemerintah meminta masyarakat bijak bermobilitas, termasuk tidak bepergian ke luar negeri, demi menekan penyebaran virus corona varian omicron. "Oleh karenanya, kami kembali sampaikan pesan ini kepada masyarakat, untuk bijak bermobilitas, tidak bepergian dulu ke luar negeri dalam beberapa minggu mendatang guna menekan potensi bertambahnya kasus omicron yang masuk ke negara kita," kata Menteri Kominfo, Johnny G Plate.

Data Kementerian Kominfo menunjukkan sebagian besar kasus Covid-19 yang terkonfirmasi sebagai varian omicron berasal dari pelaku perjalanan luar negeri. Contoh kasus untuk wilayah Jakarta, dari 537 kasus, ada 435 kasus yang berasal dari pelaku perjalanan luar negeri. Sisanya adalah transimisi lokal.

"Data menunjukkan bahwa kasus konfirmasi omicron di Indonesia sebagian besar adalah pada pelaku perjalanan luar negeri," kata Johnny.

Kasus konfirmasi omicron di Indonesia terus bertambah. Menurut Johnny, dibandingkan sebelumnya, Indonesia saat ini jauh lebih siap dalam menghadapi potensi gelombang varian omicron, salah satunya karena vaksinasi.

"Tingkat vaksinasi sudah lebih baik, kapasitas testing dan tracing kita juga lebih tinggi. Sistem kesehatan sudah lebih siap, baik dalam hal obat-obatan, ketersediaan tempat tidur di rumah sakit, tenaga kesehatan, oksigen, dan fasilitas isolasi terpusat," kata Johnny.

Johnny juga menegaskan pemerintah terus memantau dan mengevaluasi secara ketat perkembangan kasus Covid-19 dan mengambil langkah antisipasi yang diperlukan. Salah satu indikator utama adalah situasi perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan, seperti angka keterisian tempat tidur di rumah sakit.

"Pemerintah terus berusaha untuk mengendalikan penyebaran Covid-19. Namun, mesti diingat, ini tidak bisa kita lakukan tanpa dukungan penuh dari masyarakat," kata Johnny.

Cara mengendalikan penyebaran virus corona varian omicron adalah dengan mengurangi bepergian ke luar negeri. Selain itu, yang juga syarat utama, semua pihak harus disiplin menjalankan protokol kesehatan.

Kemungkinan kasus Covid-19 tetap ada, untuk itu Johnny meminta masyarakat tidak panik, tetap waspada dan terus bekerja sama. Mutasi baru virus corona ini teridentifikasi berada di 150 negara dan menimbulkan gelombang baru dengan puncak yang lebih tinggi di sejumlah tempat.

photo
Ilustrasi Lonjakan Kasus Covid-19 - (republika/mgrol100)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement