Rabu 12 Jan 2022 02:07 WIB

Satgas: Mayoritas Kasus Covid-19 Berasal dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri

Satgas sebut positivity rate pelaku perjalanan luar negeri mencapai 13 persen

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito.  Wiku Adisasmito mengatakan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia saat ini terbanyak berasal dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Begitu juga, tingkat kasus positif Covid-19 atau positivity rate tinggi dari pelaku perjalanan luar negeri.
Foto: Satgas Covid-19
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito. Wiku Adisasmito mengatakan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia saat ini terbanyak berasal dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Begitu juga, tingkat kasus positif Covid-19 atau positivity rate tinggi dari pelaku perjalanan luar negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia saat ini terbanyak berasal dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Begitu juga, tingkat kasus positif Covid-19 atau positivity rate tinggi dari pelaku perjalanan luar negeri.

"Tingkat kasus positif atau positivity rate Covid-19 pada pelaku perjalanan yang datang dari luar negeri ke Tanah Air mencapai 13 persen, sedangkan tingkat kasus positif transmisi lokal mencapai 0,2 persen," ujar Wiku dalam keterangan persnya secara daring, Selasa (11/1).

Baca Juga

Wiku mengatakan, data juga menunjukkan 88 persen kasus positif bervarian Omicron ditemukan pada pelaku perjalanan luar negeri. Ia mengatakan, Omicron telah menyebar ke 150 negara dan di Indonesia per 9 Januari 2022 telah ditemukan 414 kasus Omicron dan 979 kasus probable.

Karena itu, untuk mengantisipasi penularan Covid 19 yang disebabkan oleh transmisi antar negara, pemerintah akan membuat penanganan khusus di sembilan titik masuk pintu kedatangan Indonesia.

"Dengan melakukan pencatatan terpisah kasus positif dari pelaku perjalanan dan kasus positif yang ada di wilayah sekitarnya secara keseluruhan," ujarnya

Ia menyebut upaya ini penting untuk untuk menjadi dasar pengambilan kebijakan pengendalian mobilitas masyarakat. Selain itu, pemerintah juga sudah mempersiapkan rencana kontijensi jika terjadi kenaikan kasus.

Antara lain melalui peningkatan akses pelayanan isolasi ,andiri, telemedicine dan isolasi terpusat.

"Akses pelayanan isolasi mandiri bagi kasus positif agar ditangani dengan cepat termasuk bermitra dengan platform telemedicine serta rumah sakit rujukan Covid-19 di Indonesia," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement