REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sirkulasi siklonik yang terjadi di selatan Jawa Tengah disebut menjadi penyebab terjadinya bencana hidrometerologi di beberapa wilayah di Kabupaten Semarang dan Pemalang, Jawa Tengah pada Selasa (11/1/2022). Analisis Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang, sirkulasi siklonik itu menyebabkan adanya belokan angin dan konvergensi di wilayah Jawa Tengah.
Kondisi ini menyebabkan terjadinya peningkatan pembentukan awan cumulonimbus dengan potensi hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir. Hujan juga dapat disertai atau didahului angin kencang di wilayah Semarang dan Pemalang.
Kelembapan yang relatif tinggi pada lapisan 850 – 500 mb berkisar antara 70 - 100 persen didukung dengan nilai indeks labilitas yang cenderung labil di wilayah kejadian mendukung untuk terbentuknya awan cumulonimbus di sekitar wilayah Semarang dan Pemalang "Analisa Citra satelit himawari menunjukan adanya pertumbuhan awan konvektif antara pukul 13.00 WIB- 17.30 WIB dengan suhu puncak awan hingga (-100) °C di wilayah Kedua daerah tersebut," jelas Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang, Sutikno melalui keterangan tertulis.
Berdasarkan informasi di lapangan, angin kencang menyebabkan pohon tumbang di wilayah Jalan Nasional Semarang - Solo, Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang. Di wilayah Semarang, angin puting beliung terjadi di Dusun Kalongan, Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur mengakibatkan pohon tumbang serta atap rumah dan warung tertiup angin.
Sedangkan angin kencang dan hujan lebat di wilayah Kelurahan Paduraksa, Kecamatan Pemalang, Pemalang menyebabkan pohon jenis sonokeling tumbang. "Dampak kejadian ini, mengakibatkan 14 tiang listrik roboh tertimpa pohon dan menyebabkan beberapa mobil mengalami kerusakan," jelas Sutikno.