REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pidato Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri di HUT PDI Perjuangan ke-49, Senin (11/1/2022) mengisyaratkan sejumlah hal penting.
Wakil Ketua Umum Laskar Ganjar Puan (LGP), Troy Evelin Pamalingo mengungkapkan beberapa di antaranya.
Troy mengatakan, dalam pidato Megawati dia menyampaikan seringnya peranan perempuan yang terlupakan hingga saat ini. Padahal dalam sejarah Indonesia, banyak pahlawan perempuan yang disebutkan muncul sebagainya pemimpin perempuan dan berjasa terhadap bangsa dan negara.
Pidato tersebut juga mengungkapkan bahwa dalam konstitusi Indonesia tidak dikenal diskriminasi terhadap perempuan di hadapan negara. Pesan tersebut terbaca sebagai sebuah persoalan bangsa mengenai krisis munculnya kepemimpinan perempuan di Tanah Air.
Troy mengatakan Laskar Ganjar–Puan membaca pikiran Megawati untuk memberikan kepercayaan kepada pemimpin perempuan dan Laskar Ganjar–Puan berjuang terhadap pemikiran tersebut.
“Kehadiran pemimpin perempuan di Indonesia terakhir kali terjadi pada kepemimpinan Megawati sebagai Presiden RI pada 2004,” kata dia.
Dia menyebutkan, Laskar Ganjar–Puan berusaha menjawab tantangan persoalan bangsa itu 20 tahun kemudian, dengan memunculkan tokoh perempuan sebagai pimpinan nasional kembali pada 2024.
“Puan Maharani yang merupakan tokoh perempuan yang sudah tidak diragukan lagi sebagai pimpinan DPR saat ini dan mantan Menteri Kordinator PMK sudah saatnya digadang sebagai pemimpin perempuan Indonesia ke depan,” ujar Troy, Selasa (11/1/2022) dalam keterangan tertulisnya.
Kedua, Megawati juga mengingatkan bahwa, Indonesia belum mampu berdiri di atas kaki sendiri terhadap keselamatan bangsa dan negara. Disampaikan bahwa terdapat benalu yang memanfaatkan pandemi Covid-19 guna mencari keuntungan.
Troy menilai, terdapat kerentanan sistem kesehatan nasional karena ketergantungan negara terhadap barang–barang impor, bahkan sekadar untuk jarum suntik dan kebutuhan vital lainnya.
Troy menambahkan, Laskar Ganjar–Puan memaknai pidato Megawati dengan memunculkan pasangan Ganjar–Puan sebagai pasangan calon Presiden pada 2024 yang merupakan kader ideologis serta kader biologis Bung Karno.
“Keduanya siap menjalankan pemikiran Bung Karno untuk Indonesia yang berdiri diatas kaki sendiri di bidang ekonomi. Adanya benalu yang memanfaatkan situasi atas nama pandemi,” terangnya.
Menurutnya, ini harus segera ditertibkan oleh Presiden Joko Widodo. Pihak yang terindikasi berbisnis dan mencari keuntungan atas nama pandemi harus segera diganti oleh Presiden Jokowi.
Ketiga, tambah dia, pidato tersebut memerintahkan seluruh kader partai untuk menyapa masyarakat sebagai kekuatan PDI Perjuangan. Kegiatan menyapa masyarakat harus menjadi program yang dijalankan oleh seluruh kader partai.
Laskar Ganjar–Puan melihat instruksi ini sebagai bentuk tantangan kepada kader PDI Perjuangan untuk selalu memiliki empati kepada rakyat di setiap kegiatan dan programnya.
“Laskar Ganjar–Puan menilai pemimpin yang dekat dengan rakyat harus mencontoh apa yang dilakukan oleh kader PDI Perjuangan seperti Presiden Joko Widodo, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, serta Ketua DPR RI, Puan Maharani,” kata dia.