Selasa 11 Jan 2022 13:13 WIB

Rekor Baru Kasus Covid AS Sebabkan Nakes Positif Tetap Harus Bekerja

RS di AS kebanjiran pasien Covid-19 tapi kekurangan nakes karena harus isolasi.

 Nakes merawat pasien Covid-19 di Providence Holy Cross Medical Center Los Angeles, Amerika Serikat (AS). Kenaikan kasus Covid-19 di AS menyebabkan munculnya kebijakan membiarkan nakes yang positif dengan gejala ringan untuk tetap bekerja.
Foto:

Lonjakan kasus Covid-19 di AS telah mengganggu kegiatan sekolah, yang berjuang dengan ketidakhadiran staf, guru, dan pengemudi bus. Chicago membatalkan pembukaan kelas untuk hari keempat karena pemerintah distrik dan guru-guru gagal menyepakati cara untuk menangani peningkatan kasus infeksi.

Kota New York menangguhkan layanan di tiga jalur kereta bawah tanahnya karena sejumlah besar pekerja sakit, menurut akun Twitter layanan kereta bawah tanah New York. Rencana perusahaan untuk para pekerja kembali bekerja ke kantor juga telah meleset.

Jumlah rata-rata korban jiwa akibat Covid-19 menjadi 1.700 per hari. Yaitu naik dari sekitar 1.400 dalam beberapa hari terakhir.

Meski Amerika terus mencatat kenaikan kasus akibat Covid-19, Presiden Joe Biden belum menunjukkan tanda-tanda akan mengubah strategi penanganan virus corona. Pada Jumat (7/1/2022), Presiden Biden mengatakan kenaikan kasus Covid-19 tidak akan menjadi bagian dari new normal.

"Covid, seperti yang kita hadapi sekarang, tidak akan bertahan," kata Biden kepada jurnalis di Gedung Putih. Pernyataan Biden keluar setelah enam mantan penasehat kesehatannya mengeluarkan artikel mengatakan Amerika perlu mengubah strategi penanganan Covid-19 dan menyesuaikan dengan ide kalau hidup berdampingan dengan virus corona bukan bagian dari new normal.

"Kita akan bisa mengendalikan ini. New normal ini tidak akan seperti apa yang sudah saat ini. Ini akan lebih baik," ujar Biden, dikutip dari Bloomberg.

Data WHO mencatat kenaikan kasus Covid-19 secara global telah meningkat 71 persen di sepekan terakhir. Khusus di Amerika kenaikannya hingga 100 persen. Dari seluruh kasus parah di dunia, sebanyak 90 persen di antaranya terjadi pada pasien yang belum divaksinasi.

"Sementara Omicron tampak lebih ringan dari Delta, terutama ke mereka yang belum divaksin, tidak berarti Omicron bisa dikategorikan sebagai bergejala ringan," ujar Kepala WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari BBC. Buktinya kata Tedros, Omicron juga menyebabkan penderitanya harus dirawat di rumah sakit dan menimbulkan kematian.

Faktanya, tsunami kasus Omicron sangat besar dan cepat. "Akibatnya menyebabkan sistem kesehatan di seluruh dunia kewalahan," katanya lagi.

photo
Gejala Ringan tak Lazim Pasien Omicron - (Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement