Rabu 05 Jan 2022 10:19 WIB

Muhammadiyah: Ragam Respons Positif Masyarakat Terhadap Pandemi Covid-19

Beragam respons soal Covid bercampur adik dengan hoaks

Petugas kesehatan memeriksa kesehatan murid saat vaksinasi COVID-19 bagi pelajar di SD Negeri Krincing, Secang, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (4/1/2022). Vaksinasi COVID-19 bagi anak umur 6-11 tahun tersebut bertujuan mempercepat dan memperluas pelaksanaan PTM (Pembelajaran Tatap Muka) di seluruh wilayah Indonesia.
Foto: Antara/Anis Efizudin
Petugas kesehatan memeriksa kesehatan murid saat vaksinasi COVID-19 bagi pelajar di SD Negeri Krincing, Secang, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (4/1/2022). Vaksinasi COVID-19 bagi anak umur 6-11 tahun tersebut bertujuan mempercepat dan memperluas pelaksanaan PTM (Pembelajaran Tatap Muka) di seluruh wilayah Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Agus Samsudin mengatakan, banyak kebijakan yang berubah karena pandemi Covid-19. Perubahan di ini direspons beragam oleh fasilitas kesehatan dan masyarakat secara umum.

"Misalnya banyak respons rumah sakit yang terus berkembang dan masyarakat melakukan respons terhadap setiap kebijakan dan dampak Covid-19," kata Agus melalui catatan akhir tahun yang diterima Republika, Ahad (2/1).

 

Awal tahun 2021 Indonesia cukup optimis karena tingkat penularan menurun dan ketika libur Nataru 2020 dilepas kemudian terjadi lonjakan yang mencapai puncaknya Juni-Juli. Di mana semua rumah sakit penuh dengan pasien covid19, kekurangan oksigen dimana-mana dan jumlah fatalitas meningkat tajam.

 

MCCC sampai berkirim surat khusus kepada Presiden untuk melakukan lock down selama tiga minggu karena pemerintah masih ragu-ragu sekalipun kemudian ada PPKM dalam berbagai level yang akhirnya berjala cukup efektif sampai sekarang.

 

"Hampir seluruh rumah sakit Muhammadiyah-Aisyiyah dipakai untuk merawat pasien," katanya.

 

Agus menceritakan, tidak akan pernah lupa di bulan-bulan tersebut ada tenaga kerja kesehatan, ulama, pengurus persyarikatan dari berbagai level, dosen, guru, saudara dekat, tetangga yang dipanggil oleh Allah swt. Semua menjadi pelajaran berharga.

 

"Vaksinasi juga menjadi kontraversi," katanya.

 

Agus menekankan, vaksinasi sebenarnya adalah salah satu model yang paling efektif dalam temuan bidang kesehatan. Sekarang kita tidak pernah dengar lagi ada sakit cacar, polio dan lain-lain.

 

"Bahkan untuk generasi Z barangkali tidak mengenal karena penyakit itu hampir tidak ada," katanya.

 

Dalam konteks Covid-19 percepatan proses penemuan vaksin ditambah berbagai info hoax membuat ramai kalau tidak mau disebut kacau. Ada isu efikasi vaksin, isu konspirasi, isu bisnis, isu hak asasi manusia, penanaman chips sampai isu keagamaan. 

 

"MCCC berjalan terus! Mengusung tema Vaksinasi untuk Semua (vaccination for all) menyasar seluruh lapisan masyarakat termasuk lansia, difabel dan lintas agama," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement