REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Satuan Tugas (Satgas) Madago Raya, dikabarkan menembak mati Ahmad Gazali, salah satu terduga anggota kelompok terorisme Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng).
Tewasnya salah satu sisa anggota MIT tersebut, diyakini memperkecil kekuatan kelompok terorisme yang dipimpin Ali Kalora itu. Kelompok MIT kini diyakini hanya menyisakan tiga orang anggota yang masih hidup, dan sampai hari ini masih terus diburu hidup, ataupun mati.
Tiga sisa anggota MIT tersebut, masih tercatat masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh pihak Polri, maupun Tentara Nasional Indonesia (TNI). Kabar tentang tewasnya Ahmad Gazali tersebut, pun dibenarkan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Humas Mabes Polri, Brigadir Jenderal (Brigjen) Ahmad Ramadhan.
Kata dia, Satgas Madago Raya, menembak mati Ahmad Gazali, saat Satgas Madago Raya melakukan kontak senjata dengan sisa-sisa kelompok MIT di Desa Dolago Padang, Parisigi Selatan, Parigi Moutong, Sulteng, pada Selasa (4/1) waktu setempat.
“Memang benar Satgas Operasi Madago Raya kontak tembak dengan kelompok terorisme MIT. Dari kontak senjata tersebut, satu DPO dinyatakan tewas,” kata Brigjen Ramadhan, di Mabes Polri, Jakarta, pada Selasa (4/1).
Penjelasan terpisah, dari Kapolda Sulteng Inspektur Jenderal (Irjen) Rudy Sufahriadi, pun membenarkan kabar tersebut. Kata dia, saat ini Satgas Madago Raya masih belum dapat melakukan evakuasi jenazah Ahmad Gazali.
Irjen Rudy juga menambahkan, operasi gabungan Polri-TNI itu, pun masih terus melakukan perburuan hidup, maupun mati terhadap anggota MIT yang tersisa.
“Satgas Madago Raya terus melakukan pengejaran. Dan kami meminta agar sisa dari kelompok terorisme MIT ini menyerah,” ujar Rudy. Kata dia, akan ada proses hukum yang berkeadilan bagi para anggota MIT yang menghendaki penyerahan diri ke Polri, maupun TNI.
Kabar tewasnya Ahmad Gazali aliah Ahmad Panjang di tangan Satgas Madago Raya ini, membuat kelompok MIT semakin mengecil. Semula, kelompok yang dipimpin oleh Ali Kalora itu, berjumlah sembilan orang. Termasuk Ali Kalora, pun ada dalam daftar teratas DPO. Kelompok Ali Kalora tersebut, adalah kelanjutan dari gerombolan terduga terorisme Santoso, atau Abu Wardah yang ditembak mati oleh TNI-Polri dalam satu operasi di Poso 2016 lalu.
Dari sekitar sembilan anggota MIT yang masuk dalam DPO, operasi Madago Raya, sudah menembak mati total enam terduga terorisme. Termasuk menembak mati Ali Kalora, pada September 2021 lalu.
Kini, diyakini, kelompok MIT tinggal menyisakan tiga nama yang masih terus diburu hidup, ataupun mati. Mereka adalah Askar alias Jaid alias Pak Guru. Nae alias Galuh alias Mukhlas, dan Suhardin alias Hasan Pranata.