Selasa 04 Jan 2022 19:47 WIB

Satgas Umumkan Hasil Sero Survei: 86,6 Persen Populasi Sudah Miliki Antibodi Covid-19

Sero survei di 100 kabupaten kota menunjukkan 86,6 persen populasi miliki antibodi.

Rep: Fauziah Mursid, Dian Fath Risalah/ Red: Andri Saubani
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito
Foto: Satgas Covid-19
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkap hasil sero survei antibodi yang dilakukan di 100 kabupaten/kota wilayah aglomerasi maupun non-aglomerasi. Hasilnya menunjukkan mayoritas populasi penduduk yang disurvei memiliki antibodi Covid-19.

"Hasil sero survei di 100 kabupaten kota di sebagian wilayah aglomerasi maupun non-aglomerasi sepanjang bulan November sampai Desember 2021 menunjukkan mayoritas penduduk 86,6 persen populasi yang daerahnya disurvei, telah memiliki antibodi SARS-CoV 2," ujar Wiku dalam keterangan persnya, Selasa (4/1).

Baca Juga

Wiku mengatakan, 86,6 persen populasi penduduk yang memiliki antibodi tersebut bisa karena telah terinfeksi Covid-19 atau karena telah divaksinasi Covid-19. Namun, kata Wiku, dari Sero Survei juga menunjukkan hasil bahwa, lebih dari 70 persen populasi yang disurvei belum pernah terdeteksi positif Covid-19 dan tervaksinasi Covid-19.

"Dan 73,2 persen populasi dari daerah yang disurvei, ternyata memiliki antibodi padahal belum pernah terdeteksi positif maupun tervaksinasi Covid-19," kata Wiku.

Sero survei adalah survei yang mengukur sejauh mana pembentukan kekebalan antibodi akibat vaksinasi maupun infeksi alamiah. Sero survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan RI bersama kalangan akademisi ini disebut sebelumnya akan diumumkan pada pekan keempat Desember 2021. Selain itu, sero survei ini disebut menjadi salah satu penentu urgensi perluasan sasaran target vaksin booster.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, vaksinasi booster akan diberikan kepada kelompok masyarakat dewasa yang berusia di atas 18 tahun sesuai rekomendasi dari WHO. Vaksinasi booster juga hanya akan diberikan kepada kabupaten/kota yang telah memenuhi kriteria 70 persen suntikan pertama dan 60 persen untuk suntikan kedua.

"Jadi sampai sekarang ada 244 kabupaten kota yang sudah memenuhi kriteria tersebut," ujarnya.

 

Lebih lanjut, ia mengatakan, vaksinasi booster ini akan diberikan dengan jangka waktu di atas 6 bulan sesudah dosis kedua. Kementerian Kesehatan mengidentifikasi terdapat sekitar 21 juta sasaran yang sudah masuk dalam kategori ini per Januari ini.

"Dan jenis booster nanti akan kita tentukan, ada yang homolog atau jenisnya sama, ada yang heterolog jenis vaksinnya berbeda. Ya mudah-mudahan nanti akan bisa segera diputuskan tanggal 10 sesudah keluar rekomendasi dari ITAGI dan BPOM," katanya

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, dari 21 juta jiwa masuk dalam kelompok sasaran vaksinasi booster adalah kelompok usia lanjut usia dan masyarakat penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan. Nantinya, tata laksana kebijakan booster akan dilakukan di kabupaten/kota dengan mengikuti kriteria cakupan vaksinasi.

Dalam pemberian vaksinasi booster, nantinya ada dua mekanisme yaitu secara berbayar (mandiri) dan booster vaksin gratis. Nadia mengatakan, sasaran vaksinasi dosis ketiga secara gratis. Terkait dengan jenis vaksin Covid-19 yang akan digunakan sebagai vaksin booster, Nadia mengatakan, saat ini, pihaknya masih menunggu finalisasi teknis dari para peneliti.

Namun, ia mengatakan, mereka yang akan menerima booster vaksin sebelumnya sudah menerima vaksin dosis pertama dan kedua.

"Nanti kalau jenisnya ditunggu final teknisnya," ujarnya.

photo
Vaksin anak 6-11 tahun. - (Republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement