Ahad 02 Jan 2022 17:05 WIB

Angka Kecelakaan Lalu Lintas Selama Nataru Meningkat

Tercatat angka kecelakaan lalu-lintas sebanyak 772 kejadian.

Rep: bambang noroyono/ Red: Hiru Muhammad
Petugas dari Dinas Perhubungan (Dishub) menunjukkan wiper yang hanya terpasang satu saat pemeriksaan kelaikan angkutan umum di terminal Kepuhsari, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Jumat (24/12/2021). Pemeriksaan kondisi kendaraan dan tes urine sopir bus yang digelar petugas gabungan ini dilakukan untuk memastikan kelaikan jalan angkutan serta mencegah kecelakaan lalu lintas menjelang Natal dan tahun baru, dan masih ditemukan angkutan bus tak laik jalan seperti nekat memasang ban vulkanisir hingga wiper hanya terpasang satu.
Foto: Antara/Syaiful Arif
Petugas dari Dinas Perhubungan (Dishub) menunjukkan wiper yang hanya terpasang satu saat pemeriksaan kelaikan angkutan umum di terminal Kepuhsari, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Jumat (24/12/2021). Pemeriksaan kondisi kendaraan dan tes urine sopir bus yang digelar petugas gabungan ini dilakukan untuk memastikan kelaikan jalan angkutan serta mencegah kecelakaan lalu lintas menjelang Natal dan tahun baru, dan masih ditemukan angkutan bus tak laik jalan seperti nekat memasang ban vulkanisir hingga wiper hanya terpasang satu.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Angka kecelakaan lalu-lintas sepanjang Operasi Lilin 2021-2022 mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu. Kepala Bagian Penerangan dan Umum (Kabag Penum) Humas Mabes Polri, Brigadir Jenderal (Brigjen) Ahmad Ramadhan mengatakan, dari laporan operasi pengamanan liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 24 Desember 2021, sampai 2 Januari 2022, tercatat angka kecelakaan lalu-lintas sebanyak 772 kejadian.

“Tren jumlah kecelakaan ini mengalami peningkatan 31 persen,” begitu kata Ramadhan, dalam siaran pers yang diterima wartawan di Jakarta, Ahad (2/1). Mengacu catatan Nataru 2020-2021, angka kecelakaan lalu-lintas, sebanyak 529 kejadian. Ramadhan mengatakan, peningkatan angka kecelakaan lalu-lintas selama Operasi Lilin tahun ini, tak menimbulkan korban jiwa yang lebih banyak ketimbang saat Nataru 2020-2021.

Baca Juga

Ramadhan menerangkan, dari data yang terangkum, jumlah kecelakaan lalu-lintas selama Operasi Lilin 2021-2022, mencatatkan angka kematian sebanyak 74 orang. Sedangkan dalam operasi pengamanan serupa tahun lalu, dari angka kejadian kecelakaan, membawa 88 orang meninggal dunia. “Dalam hal korban jiwa meninggal dunia, terjadi penurunan 19 persen,” ujar Ramadhan. Sedangkan angka korban luka berat, mengalami stagnasi sebanyak 74 orang.

Sedangkan dalam hal luka ringan, dari gelaran Operasi Lilin 2021-2022 juga mengalami penurunan. Tahun lalu, korban luka ringan dari kejadian kecelakaan lalu-lintas sebanyak 1.091 orang. Tahun ini, korban yang mengalami luka ringan, tercatat hanya 990 orang. “Penurunannya sebesar 10 persen,” ujar Ramadhan. Adapun jumlah pelanggaran lalu-lintas, pada Operasi Lilin tahun ini, mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu.

Pada Nataru 2020/2021, jumlah pelanggaran lalu-lintas yang berujung pada penindakan berupa tilang, sebanyak 3.768 kasus. Sedangkan pada Operasi Lilin 2021-2022 kali ini, mencapai 8.930 kasus. “Tren tilang mengalami peningkatan sebesar 58 persen,” kata Ramadhan menambahkan. Sementara tindakan berupa teguran, juga mengalami peningkatan 70 persen. Yaitu, sebanyak 20.395 kasus pada tahun lalu, sedangkan tahun ini, tercatat 68.572 kasus.

Operasi Lilin Nataru 2021-2022 dimulai sejak 24 Desember 2021, sampai dengan 2 Januari 2022. Operasi sembilan hari untuk pengamanan mobilitas warga selama liburan Nataru tersebut, tahun ini melibatkan sebanyak 177.212 personel gabungan Polri, dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Para perseonel tersebut, tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dan dikonsentrasikan di wilayah DKI Jakarta, dan Jawa. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement