REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) menyebut keterisian tempat tidur bagi pasien Covid-19 sempat mengalami kenaikan pada masa libur Natal dan jelang tahun baru 2022. Namun kenaikan tersebut disebabkan standar pemeriksaan Covid-19 terhadap masyarakat yang mengalami gejala sesak napas.
"Memang kalau indikator yang lain konfirmasi aktif positivity rate itu masih rendah yah tidak jauh. Memang kemarin itu BOR sempat naik dari biasanya tidak lebih dari 5 persen, kemarin menyentuh sempat ke angka 7 persen," ujar Pelaksana Tugas Wali Kota Bandung Yana Mulyana, Rabu (29/12).
Ia menyebut kenaikan tersebut disebabkan standar rumah sakit yang memperlakukan pasien memiliki gejala klinis sesak napas seperti pasien Covid-19. Langkah tersebut merupakan bentuk kehati-hatian rumah sakit di tengah penyebaran varian baru Covid-19 Omicron.
"Kemarin ada di salah satu RS itu 11 orang dirawat karena bergejala seperti itu (sesak napas). Sebelas orang itu masuk ke yang peningkatan yah tapi setelah di PCR hanya 1 orang (positif)," katanya.
Yana mengatakan pihaknya terus berhati-hati dalam mencegah penyebaran Covid-19 dan berharap tidak ada kasus Omicron di Kota Bandung. Saat ini pun pihaknya gencar terus melakukan vaksinasi Covid-19 kepada anak usia 6 hingga 11 tahun.
"Jadi ini kehati-hatian kita terhadap penyebaran varian baru entah itu Omicron tapi mudah-mudahan jangan ada jangan masuk," katanya.
Ia menambahkan pada malam tahun baru 2022 akan dibuat 20 pos pengamanan yang diisi tim gabungan untuk patroli protokol kesehatan. Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tetap berada di rumah selama malam tahun baru.
"Kita tetap mengimbau sebaiknya warga tidak melakukan aktivitas di luar rumah di rumah saja," katanya. Para petugas akan berpatroli mengantisipasi potensi kerumunan.
"Nah jadi kalau ada kerumunan terjadi kita berharap kerumunan itu segera dibubarkan jadi kekuatan itu ada di pospam-pospam sehingga untuk melakukan pembubaran apa pun deteksi-deteksi hal yang tidak kita harapkan bisa segera diantisipasi," katanya.