REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim telah melakukan identifikasi terhadap 38 kantung jenazah, dan sembilan kantung berisi bagian tubuh dari para korban erupsi Gunung Semeru. Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Gatot Repli Handoko mengatakan, dari 47 kantung yang diterima, Tim DVI Polda Jatim mampu mengidentifikasi 35 jenazah. Terdiri dari 25 jenazah berjenis kelamin laki-laki dan 10 perempuan.
Sedangkan yang belum teridentifikasi dan masih dalam proses, ada tiga jenazah. Terdiri dari dua jenazah berjenis kelamin laki-laki dan satu perempuan. "Sisanya delapan kantung adalah body part yang juga masih proses identifikasi," ujar Gatot di Mapolda Jatim, Surabaya (30/12).
Gatot menjelaskan, untuk data antemortem yang sudah masuk dan diterima Tim DVI Polda Jatim ada 76 data. Kemudian ada 33 sampel DNA yang sudah diambil dari 27 keluarga. Selanjutnya untuk DNA posmortem yang telah diambil ada 20 sampel DNA.
Kabid Dokkes Polda Jatim Kombes Pol Erwin Zainul Hakim menambahkan, semua jenazah yang telah teridentifikasi, sudah diserahkan kepada pihak keluarga. Sisanya, kata dia, tinggal tiga jenazah yang belum teridentifikasi. Yakni jenazah berlabel B23 berjenis kelamin laki-laki, usia perkiraan 25 tahun, dan tinggi badan 176 sentimeter..
Lokasi penemuannya di Sumber Wuluh, Curah Kobokan. Ciri-ciri dari jenazah tersebut adalah botak di dahi, lubang tindik di telinga kiri, kaus lengan panjang warna oranye bertuliskan sumber jaya, dan celana panjang jeans ukuran 30.
Kemudian ada jenazah berlabel B31 berjenis kelamin perempuan, usia perkiraan 40 tahun, dam tinggi badan 160 sentimeter. Lokasi penemuannya di Kampung Renteng. Jenazah terakhir berlabel B-043 dengan jenis kelamin laki-laki, usia perkiraan 40-50 tahun, dan tinggi badan 150-155 sentimeter. Lokasi penemuannya di Kamar Kajang, Sumber Wuluh.
"Kami berharap informasi dari masyarakat memudahkan di dalam proses percepatan identifikasi. Posko DVI akan tetap menjalankan fungsi-fungsinya, bahkan sampai semuanya terungkap," ujarnya.
Erwin menegaskan, proses identifikasi tidak ditutup, namun operasi DVI akan berpindah ke RS Bhayangkara Lumajang. "Namun nanti setelah tanggal 3 Januari 2022, proses identifikasi yang sebelumnya dilaksanakan di RSUD dr Haryoto, akan kami geser ke RS Bhayangkara Lumajang," kata dia.