Rabu 29 Dec 2021 06:31 WIB

Satgas Optimistis Penanganan Covid-19 Makin Baik pada 2022

Penurunan kasus sejak puncak gelombang kedua Covif-19 mencapai 99,6 persen.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Friska Yolandha
Kendaraan melintas di ruas jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Sabtu (25/12). Arus lalu lintas (lalin) di sejumlah ruas jalan protokol di wilayah DKI Jakarta terpantau lancar dan lengang pada libur perayaan Natal hari ini.Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika.
Kendaraan melintas di ruas jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Sabtu (25/12). Arus lalu lintas (lalin) di sejumlah ruas jalan protokol di wilayah DKI Jakarta terpantau lancar dan lengang pada libur perayaan Natal hari ini.Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, perjuangan menghadapi pandemi Covid-19 hingga saat ini masih belum selesai. Selama setahun terakhir ini, Indonesia menghadapi masa sulit dalam menangani pandemi mengingat terjadi dua kali lonjakan kasus akibat tingginya mobilitas masyarakat.

Karena itu, Wiku berharap pada 2022 nanti pandemi di Indonesia dapat terkendali dan segera berakhir.

Baca Juga

"Perjuangan kita belumlah berakhir, namun hendaknya kita menyambut tahun baru 2022 dengan doa dan harapan bahwa di tahun mendatang, kasus Covid-19 di Indonesia dan dunia dapat semakin terkendali," kata Wiku saat konferensi pers, dikutip pada Rabu (29/12).

Kondisi pandemi yang saat ini terkendali, kata Wiku, merupakan hasil dari kerja sama seluruh elemen masyarakat. Karena itu, ia pun mengapresiasi seluruh lapisan masyarakat yang turut berkontribusi melawan pandemi, baik dengan menerapkan prokes dengan disiplin ataupun yang langsung membantu menyembuhkan para pasien.

"Apapun bentuknya, kerja keras masyarakat untuk saling menjaga dan membantu satu sama lain selama masa-masa sulit ini merupakan bagian dari perjuangan yang sangatlah berarti," kata Wiku.

Wiku mengatakan kondisi kasus Covid-19 di Indonesia saat ini masih terkendali sejak puncak kasus kedua yang terjadi pada Juli lalu. Penurunan kasus yang telah terjadi selama 23 minggu berturut-turut tersebut mencapai 99,6 persen.

Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan penambahan kasus positif pada Januari. Bahkan, lebih rendah dibandingkan periode sebelum lonjakan pertama.

“Lonjakan kedua berhasil ditangani dan hingga saat ini kasus telah turun selama 23 minggu berturut-turut sejak puncak kedua. Terlebih lagi, kasus telah berhasil diturunkan hingga hampir 100 persen yaitu 99,6 persen,” kata Wiku.

Artinya, jika Indonesia bisa mencapai 100 persen penurunan dari puncak kasus tertinggi, maka tidak ada lagi penambahan kasus positif dan Indonesia dapat terbebas dari Covid-19. Seiring dengan penurunan kasus positif, persentase kasus aktif, kesembuhan, dan juga kematian pun juga menunjukan terjadinya perbaikan.

Persentase kasus aktif yang sempat mencapai puncaknya pada lonjakan kedua hingga sebesar 18,84 persen, saat ini hanya berada pada angka 0,11 persen. Sementara persentase kesembuhan yang pernah berada pada angka terendah yaitu 79,28 persen telah berhasil ditingkatkan kembali dan saat ini sebesar 96,51 persen.

Sedangkan pada kasus kematian akibat Covid-19 hingga saat ini telah mencapai 144.071 orang. Lonjakan tertinggi kasus kematian harian ini tercatat terjadi pada saat puncak kasus kedua yang mencapai 2.048 jiwa. Sedangkan per 28 Desember, jumlah kasus yang meninggal harian turun drastis menjadi 8 orang.

“Dan bahkan pernah mencapai angka terendah satu kematian dalam sehari pada 28 November lalu,” tambah dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement