Senin 27 Dec 2021 19:32 WIB

Kenaikan Harga Elpiji yang Kian Menggerus Daya Beli Masyarakat

Kenaikan harga Elpiji bisa mengakibatkan subsidi Elpiji gas melon jebol.

Seorang pekerja menata tabung gas Elpiji bersubsidi seberat tiga kilogram. Pemerintah secara resmi sudah menaikkan harga gas Elpiji 12 kg dan 5,5 kg.
Foto:

Kenaikan harga Elpiji ditanggapi dengan kekecewaan oleh masyarakat. Salah seorang pemilik usaha kue di wilayah Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Farin (25 tahun) biasa menggunakan Elpiji 12 kg di pabrik usaha kue miliknya. Dia menilai harga yang ditetapkan pemerintah terlalu mahal.

Apalagi, harga telur yang menjadi bahan pokok kue juga cenderung naik belakangan ini. Farin pun terkejut ketika mendengar kabar jika harga Elpiji juga ikut naik. Akibatnya, dia berencana meningkatkan harga produk yang dijualnya mulai dari roti, pastry, dan kue.

“Kemahalan. Naiknya lumayan banget ya, mungkin harga di 2022 bisa jadi ada beberapa yang harus dinaikkan Rp 2 ribu sampai Rp 5 ribu, biar menyeimbangi sama harga-harga bahan pokok yang tidak stabil,” ujarnya kepada Republika, Senin (27/12).

Di samping itu, menurut dia, meningkatnya harga Elpiji terjadi di waktu yang tidak tepat. “Semua-muanya naik padahal ekonomi juga belum bagus. Kayaknya mending disubsidi lebih banyak, jelas buat kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat,” tuturnya.

Senada dengan Farin, seorang ibu rumah tangga di Desa Bantarsari, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor bernama Triana Maharani (40 tahun) tidak setuju dengan naiknya harga Elpiji 12 kg. Pasalnya, menurut dia saat ini harga bahan pokok lain pun belum stabil.

Ditambah lagi, kata dia, ekonomi masih belum pulih betul. Ibu tiga anak ini berharap pemerintah membatalkan kenaikan harga Elpiji yang digunakannya sehari-hari.

“Setidaknya tunggu ekonomi pulih dulu, jangan naik semua. Kemarin minyak saja baru naik, bahkan kayak ganti harga. Sekarang gas juga harus naik, kaget saya,” ucapnya.

Pengusaha makanan di Tangerang Selatan juga berencana menaikkan harga makanan imbas kenaikan harga Elpiji. Haris, penanggung jawab Resto Spesial Soto Boyolali (SSB) yang berlokasi di Jalan Ciater, Serpong, mengatakan kenaikan harga tak terhindari sebab harga sembako lainnya turut naik.

“Kemarin (Ahad, 26 Desember 2021) harga elpiji 12 kg masih Rp 137 ribu. Kalau naiknya nanti tukang gasnya ke sini katanya hari ini dia lagi rapat (soal kenaikan harga Elpiji). Kemungkinan naik mulai hari ini, cuma berapa kenaikannya belum tahu, paling keputusannya nanti sore,” kata Haris.

Berdasarkan penuturannya, dengan adanya kenaikan harga Elpiji, pihak manajemen bakal menaikkan harga makanan yang dijajakan. Terlebih kata Haris, saat ini harga bahan pokok sembako juga merangkak naik.

“Kemungkinan karena kenaikan harga Elpiji itu, ya harganya (makanan) bakal dinaikkan. Soalnya bahan baku juga naik semua, cabai tinggi sekali harganya, telur juga,” tuturnya.

Senada, pemilik atau pengusaha Bakmi Bangka Asli 17 yang berlokasi di Jalan Griya Loka Raya, BSD, Serpong menyampaikan adanya rencana menaikkan harga makanan sebagai imbas dari naiknya harga gas elpiji. Warung tersebut diketahui menggunakan gas Elpiji berukuran 5,5 kg dan 12 kg.

Menurut penuturan Supervisor Bakmi Bangka Asli 17, Andi, per hari ini, harga gas Elpiji memang belum naik, yakni gas 5,5 kg seharga Rp 70 ribu dan gas 12 kg seharga Rp 145 ribu hingga Rp 150 ribu. Namun, harganya diperkirakan segera naik.

Andi berujar, pihaknya kemungkinan akan menaikkan harga makanan sekitar Rp 1.000 per item makanan. “Bisa jadi (menaikkan harga makanan), misalnya harga makanan Rp 20 ribu per porsi, bisa naik Rp 1.000 jadi Rp 21 ribu, biasanya gitu. Jadi misal ada kenaikan bahan pokok, termasuk kenaikan harga gas juga, kemungkinan harga makanan akan naik. Cuma kenaikan harga gas jarang naik sih ya sebenarnya,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement