Selasa 21 Dec 2021 15:52 WIB

Omicron dan Ketakutan Gelombang Baru pada 2022

Amerika Serikat memastikan 73 persen kasus baru Covid-19 merupakan varian Omicron.

Pembeli berjalan di sepanjang Oxford Street, jalan perbelanjaan tersibuk di Eropa, di London, Sabtu, 18 Desember 2021. Melonjaknya infeksi di Inggris yang sebagian didorong oleh varian omicron dari virus corona mengguncang Eropa.
Foto:

Jumlah kasus positif akibat varian Omicron terus bertambah. Di Amerika Serikat, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) mengatakan varian Omicron bertanggung jawab atas 73 persen kasus infeksi. Pengumuman Senin (21/12) kemarin berdasarkan data sekuensi selama satu pekan hingga 18 Desember lalu.

Kasus infeksi virus corona di New York dan di seluruh AS melonjak tajam selama satu pekan. Hal ini dapat memupuskan harapan masyarakat untuk dapat merayakan liburan Natal dan tahun baru dengan normal tanpa peraturan pembatasan sosial yang ketat. Pemerintah AS mengatakan dengan kecepatan penularannya kini Omicron mendominasi kasus infeksi di AS. Satu orang Pria asal Texas yang belum divaksin meninggal dunia karena penyakit terkait varian tersebut.

Lonjakan kasus Covid-19 menjadi tanda peringatan bagi pemerintah yang khawatir terjadi ledakan kasus infeksi usai Natal dan tahun baru. Pada Sabtu (19/12) lalu, WHO mengatakan kasus infeksi Covid-19 saat ini naik dua kali lipat pada satu setengah hari hingga tiga hari di daerah yang sudah terinfeksi.

Antrean untuk tes Covid-19 di di New York, Washington dan kota-kota lainnya semakin panjang pada akhir pekan lalu. Masyarakat hendak mencari tahu apakah mereka terinfeksi atau tidak sebelum merayakan liburan bersama keluarga.

"Saya hanya ingin memastikan saya negatif sebelum bertemu ibu istri saya yang berusia 70 tahun," kata David Jochnowitz sambil menunggu untuk menjalankan tes di Washington, Selasa (21/12).

Dengan lonjakan kasus infeksi Wali Kota Washington Muriel Bowser menerapkan kembali kebijakan wajib masker di ruang tertutup hingga akhir Januari. Ia juga mewajibkan pegawai negeri untuk divaksin termasuk vaksin booster.

"Saya pikir kami semua sudah lelah, saya juga sudah lelah, tapi kami harus merespons apa yang terjadi pada kota kami dan apa yang terjadi pada negara kami," kata Bowser.

Pekan lalu kasus Covid-19 di New York naik 60 persen dalam satu minggu. Varian Omicron menyebar dengan cepat di Timur Laut AS. AS mencapai rekor kasus terbanyak dalam satu hari sejak pandemi.

"Ini menjadi prediktor apa yang akan segera terjadi di seluruh negeri dan minimal karena angka vaksinasi New York tinggi, jadi apa yang akan terjadi di kota-kota dan negara bagian yang angka vaksinasinya rendah," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Kesehatan Masyarakat Amerika, Georges Benjamin.

Angka infeksi naik 60 persen di antara populasi yang sudah divaksin lengkap. Termasuk 30 persen yang sudah menerima vaksin booster.

Omicron tampaknya menimbulkan gejala ringan pada masyarakat yang sudah divaksin. Pakar kesehatan juga masih optimistis gelombang infeksi tidak akan mengakibatkan lonjakan kasus rawat inap dan kematian seperti gelombang wabah sebelumnya.

Namun Hakim Harris County, Texas, Lina Hidalgo mengumumkan di Twitter seorang pria di Texas yang belum divaksin meninggal dunia karena Omicron. County yang terletak di Houston itu juga lokasi pertama Omicron terdeteksi di AS pada 6 Desember lalu.

Hidalgo mengatakan pria itu pasien pertama di Harris County yang meninggal dunia karena Omicron. Stasiun televisi ABC News melaporkan pria berusia 50 tahun itu merupakan kasus kematian Omicron pertama di AS.

Kasus varian Covid-19, Omikron di seluruh Inggris telah melampaui 45 ribu, pada Senin (20/12) waktu setempat. Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mencatat jumlah total kasus Omikron sejak terdeteksi November di Inggris kini adalah 45.145.

Sementara 91.743 kasus baru Covid-19 tercatat dalam 24 jam terkahir. Ini adalah angka harian tertinggi kedua sejak awal pandemi.  

"Dari angka baru kasus Covid-19, sebanyak 8.044 dites positif Omicron," kata UKHSA dikutip laman Anadolu Agency, Selasa (21/12).

Sementara di Inggris, varian Omicron tercatat sudah merenggut 44 nyawa. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pemerintah masih meninjau situasi dan memperingatkan bahwa dia akan menyimpan kemungkinan untuk mengambil tindakan lebih lanjut sebelum Natal.

"Kami harus mencadangkan kemungkinan untuk mengambil tindakan lebih lanjut untuk melindungi masyarakat dan untuk melindungi kesehatan masyarakat, untuk melindungi NHS. Kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan itu," katanya usai rapat kabinet yang berlangsung selama dua jam. "Kita harus menyimpan data mulai sekarang di bawah tinjauan konstan, jam demi jam," ujarnya menambahkan.

photo
Varian Omicron - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement