Senin 20 Dec 2021 18:07 WIB

60 Orang Positif Covid-19 dari Hasil Tracing Kasus Omicron Pertama

Sebanyak 250 orang menjalani tracing kontak erat dari temuan kasus Omicron pertama

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Gita Amanda
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyebutkan, hingga Senin (20/12), sebanyak 250 orang menjalani tracing kontak erat dari temuan kasus Omicron pertama di Indonesia. (ilustrasi)
Foto: Istimewa
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyebutkan, hingga Senin (20/12), sebanyak 250 orang menjalani tracing kontak erat dari temuan kasus Omicron pertama di Indonesia. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyebutkan, hingga Senin (20/12), sebanyak 250 orang menjalani tracing kontak erat dari temuan kasus omicron pertama di Indonesia. Dari 250 orang, 60 orang hasilnya positif Covid-19.

"Yang di-tracing ada 250 orang dan 60 hasilnya positif Covid-19. (Adapun) 60 kasus positif sedang dilanjutkan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS)," kata Nadia saat dihubungi Republika, Senin (20/12).

Baca Juga

Dari temuan tersebut, Kemenkes menduga pelacakan asal mula masuknya virus Covid-19 varian omicron ke Indonesia dengan kasus pertama berasal dari warga negara Indonesia (WNI) yang tiba dari Nigeria pada 27 November 2021. Dugaan ini berdasarkan penelusuran kasus WNI yang positif Covid-19 di Wisma Atlet pada 14 hari ke belakang menunjukkan kemungkinan besar kasus pertama omicron adalah WNI dengan inisial TF (21), yang tiba dari Nigeria pada 27 November 2021.

Nadia menuturkan, TF merupakan kasus probable sehingga tidak dikonfirmasikan dalam hitungan kasus omicron saat ini. Dengan demikian, kasus Covid-19 varian omicron ada tiga kasus. "TF masih probable omicron statusnya karena saat ini sudah negatif," kata Nadia. Sementara untuk kasus probable lainnya, Nadia melanjutkan, masih menunggu hasil.

Nadia menjelaskan, terdeteksinya kasus pertama omicron di Indonesia merupakan salah satu fungsi utama dari karantina bagi setiap orang yang masuk ke negara Indonesia. Melalui karantina, pelaku perjalanan dari luar negeri akan dipantau dan diobservasi oleh petugas kesehatan. Dengan demikian, apabila pelaku perjalanan tersebut didapati positif Covid-19 bisa dengan segera dilakukan tracing.

Tidak hanya itu, melalui karantina pula pelaku perjalanan yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan gejala bisa langsung ditangani petugas medis. “Penting bagi setiap pelaku perjalanan luar negeri yang masuk ke Indonesia untuk melakukan karantina. Terdeteksinya omicron di Indonesia merupakan salah satu keberhasilan dari karantina dan kita bisa dengan segera melakukan tracing untuk mencegah meluasnya penularan omicron,” kata dr Nadia.

Ia mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai penyebaranoOmicron dan virus Covid-19 jenis lainnya. “Kurangi mobilitas, tetap gunakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak. Jangan lengah dan tetap waspada terhadap penularan virus Covid-19, terutama omicron yang laju penyebarannya sangat cepat.

Varian omicron yang memiliki daya tular lima kali lipat dari varian delta merebak luas pertama kali di negara-negara Afrika bagian selatan. Sebelumnya pada Kamis (16/12) Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengumumkan temuan kasus varian omicron terdeteksi pada seorang petugas kebersihan berinisial N yang bekerja di RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta. N tidak pernah melakukan perjalanan ke luar negeri sehingga dapat disimpulkan N tertular dari WNI yang datang dari luar negeri yang melakukan karantina di Wisma Atlet.

Pada Jumat (17/12), Kemenkes kembali mendeteksi dua pasien konfirmasi varian omicron. Dua pasien terkonfirmasi terbaru adalah IKWJ (42 tahun), laki-laki, perjalanan dari Amerika Selatan serta M (50) laki-laki, perjalanan dari Inggris. Saat ini keduanya sedang menjalani karantina di Wisma Atlet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement