Senin 20 Dec 2021 14:46 WIB

Vaksinasi Bantu Tingkatkan Kekebalan Cegah Penularan Omicron

Banyak hoaks beredar seputar varian Covid-19 baru Omicron

Banyak hoaks beredar seputar varian Covid-19 baru Omicron. Ilustrasi Covid-19 varian Omicron
Foto:

Hario menyatakan penyebaran varian omicron tidak dapat langsung dihubungkan dengan peningkatan jumlah pasien Covid-19  yang dirawat di rumah sakit. Hal tersebut dikarenakan sampai saat ini varian omicron hanya menimbulkan gejala ringan yang tidak membutuhkan perawatan di rumah sakit. 

Dia mengingatkan masyarakat harus berhati-hati dalam mencerna informasi yang beredar di media sosial. Salah satu ciri khas info hoax adalah tidak disertakannya sumber rujukan terpercaya dan judulnya dibuat bombastis. 

Hario membantah informasi varian omicron menyebabkan gangguan pada jantung dan stroke karena tidak sesuai dengan bukti kasus yang ada. 

Sementara itu, Tri Kusumaeni   membantah informasi bahwa varian omicron muncul disebabkan efek samping vaksin Covid-19. “Tidak ada bukti terkait hal itu. Justru sebaliknya, dengan pemberian vaksin, keparahan Covid-19 menurun,” imbuhnya. 

Tri menekankan masyarakat jangan membeli obat-obat keras dengan resep dokter seperti antibiotik dan antivirus secara mandiri untuk mencegah dan mengobati Covid-19. 

Lebih lanjut, Prof  Maksum juga menjelaskan bahwa upaya meningkatkan kekebalan lebih baik dilakukan secara aktif melalui vaksinasi. Kasus pasien meninggal yang disebabkan varian omicron di Inggris juga ternyata ditemukan yang bersangkutan tidak pernah menerima vaksin. “Saat ini, tidak ada vaksin merk khusus yang ditujukan untuk menambah kekebalan menghadapi varian omicron,” tutur dia. 

Dia menyebut, hingga saat ini belum ada perubahan terkait pengobatan pasien Covid-19 di Indonesia walaupun ada berbagai varian virus corona. 

Obat antivirus baru yang diberitakan sebagai obat per oral untuk Covid-19 masih terus diteliti khasiat dan keamanannya. Belum ada klaim khusus yang menyatakan efektivitas obat tertentu pada varian omicron. “Pengobatan yang ada saat ini banyak menekankan pada terapi simptomatis,” tutur dia.  

Dosen Fakultas Farmasi UI dan Apoteker Klinis RSUI, Nadia Farhanah Syafhan, MSi, PhD, menjelaskan kegiatan talkshow anti-hoax ini merupakan kegiatan pengabdian masyarakat yang didanai  Hibah Penugasan Pengabdian Masyarakat DPPM UI 2021. 

 

Dia menyebutkan setelah sesi pertama di bulan Juli kemarin FFUI mengangkat tema hoax interaksi obat, kali ini talkshow dengan pakar mengupas tema virus corona varian omicron yang sedang ramai di masyarakat.       

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement