REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) mengusulkan pembentukan Ibu Kota Baru Indonesia di dunia metaverse. Menurut Ketua IA-ITB Gembong Primadjaja, usulan tersebut diberikan agar masyarakat mengetahui gambaran konsep ibu kota baru secara riil.
"Kami akan membentuk tim, kami akan mengusullan pertama Ibu Kota baru kita, orang belum mendapatkan gambarannya seperti apa. Kita akan bangun versi metanya di mana pelayanan maupun aktivitas di dalamnya, bisa kita visualkan dalam bentuk 3D menggunakan augmented produk dan digital aplikasi," ujar Gembong di acara Rakernas IA-ITB di Sabuga, Kota Bandung, Sabtu (18/12).
Menurut Gembong, dunia metaverse menjadi salah satu fokus yang dibahas dalam Rakernas ITB hari ini. Ia mencontohkan Ibu Kota Korea Selatan, Seoul yang telah dihadirkan dalam Metaverse. Artinya, buat generasi Z dan milenial, hidup di dunia maya bukan sesuatu yang aneh.
"Banyak di antara mereka senang melakukan aktivitas bisnis, sosial di dunia maya dan itu yang akan ditawarkan, karena ada potensi bisnis juga," katanya.
Metaverse sendiri, adalah ruang virtual yang diciptakan sebagai versi digital dari berbagai aspek yang ada di dunia nyata, baik itu interaksi antara manusia maupun fungsi ekonomi.
Secara lebih jelasnya, istilah metaverse mengacu pada dunia virtual yang menyerupai kehidupan dunia nyata, dengan tanah, bangunan, avatar yang bisa dibeli dan dijual, seringkali menggunakan mata uang kripto. Di dalam dunia ini, orang-orang dapat beraktivitas, berteman, mengunjungi tempat tertentu, membeli barang dan jasa, layaknya di kehidupan nyata.
Gembong mennjelaskan, IA ITB pada tahun 2022 mendatang akan fokus mengedepankan teknologi, baik teknologi tepat guna maupun teknologi advance. Para pakar yang berasal dari Alumni ITB akan masuk ke dalam sirkular ekonomi, metaverse dan digital twin untuk melakukan efisiensi dan peningkatan produktivitas produksi dari industri yang ada di Indonesia.
IA ITB juga, kata dia, akan tetap fokus pada isu kesehatan. Namun, akan ditambahkan pemulihan ekonomi di dalamnya terkait dengan kegiatan UMKM. Karena, mayoritas orang Indonesia bekerja di sektor itu, hampir 90 persen masyarakat Indonesia terlibat di dalam kegiatan UMKM.
"Dan 60 persen pendapatan orang Indonesia itu ada di sektor UMKM sehingga kita terpanggil untuk turut serta di dalam kegiatan tersebut," katanya.
Hadir juga dalam Rakernas tersebut sejumlah tokoh di kancah nasional. Menteri BUMN Erick Thohir dan Rektor ITB Prof Reini Wirahadikusumah pun memberikan sambutan secara daring.