Kamis 16 Dec 2021 13:53 WIB

Menkes: Belum Ada Laporan Transmisi Komunitas dari Kasus Omicron Pertama

Menkes umumkan kasus pertama infeksi varian omicron di Indonesia.

Petugas memindahkan kantong yang berisi limbah medis yang termasuk berbahan berbahaya dan beracun (B3) di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Selasa (17/8/2021). Seorang petugas kebersihan di Wisma Atlet tertular varian omicron, menjadikannya kasus pertama di Indonesia.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin memastikan hingga sekarang belum muncul laporan transmisi komunitas dari kasus yang dialami seorang petugas kebersihan di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. Kemenkes pun meningkatkan presentasi pemeriksaan sampel genom sekuensing dari seluruh kasus konfirmasi Covid-19 untuk mendeteksi dini potensi transmisi komunitas omicron.

"Standar whole genome sequencing (WGS) biasanya lima persen, sekarang kami mau lakukan 10 persen. Semua kasus konfirmasi kami lakukan WGS," kata Budi saat menyampaikan keterangan pers perkembangan Covid-19 yang diikuti melalui Zoom di Jakarta, Kamis siang.

Baca Juga

Upaya berikutnya adalah menggencarkan penggunaan reagen PCR menggunakan S-gene target failure (SGTF) agar omicron bisa diketahui lebih cepat. Budi menjelaskan, SGTF ini bisa memberikan marker atau indikasi dini bahwa kalau PCR positif kemungkinan besar omicron.

Metode PCR SGTF, menurut Budi, lebih cepat mendeteksi dini omicron bila dibandingkan metode WGS. Tas PCR tersebut hasilnya bisa diperoleh dalam empat sampai enam jam.

"Untuk genom sekuensing masih butuh lima sampai tujuh hari," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement