Selasa 14 Dec 2021 10:20 WIB

Wapres: Penanganan Stunting Modal Dasar Visi Indonesia Emas 2045

Pemerintah sangat serius mengupayakan penurunan stunting.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Fuji Pratiwi
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin. Penanganan stunting jadi modal dasar Visi Indonesia Emas 2045.
Foto: Dok. BPMI/Setwapres
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin. Penanganan stunting jadi modal dasar Visi Indonesia Emas 2045.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengatakan, penanganan stunting bukan saja persoalan bangsa saat ini, tetapi juga menyangkut masa depan generasi penerus Indonesia. Wapres mengingatkan, visi Indonesia emas 2045 dapat terwujud jika SDM Indonesia berkualitas.

"Bagaimana kita bisa mencapai visi Indonesia Emas Tahun 2045 kalau modal dasarnya, yaitu anak-anak bangsa, mengalami stunting? Terganggu perkembangan kognitif dan kesehatannya," ujar Wapres saa membuka Forum Nasional Stunting Tahun 2021 secara daring, Selasa (14/12).

Baca Juga

Kiai Ma'ruf menyebut kondisi saat ini, satu dari tiga balita Indonesia mengalami stunting dan angka prevalensi stunting di Indonesia masih tercatat sekitar 27 persen. Karena itu, masalah stunting perlu ditangani secara serius 

Ia mengatakan, adanya Peraturan Presiden Nomor 72 tentang Percepatan Penurunan Stunting memberikan dasar hukum untuk melakukan penguatan kerangka substansi, intervensi, pendanaan, serta pemantauan dan evaluasi yang diperlukan dalam berbagai upaya percepatan penurunan stunting.

Menurutnya, pemerintah mentargetkan prevalensi stunting hingga 14 persen pada 2024. Lalu pada 2030, diharapkan prevalensi stunting bisa nol sesuai target Sustainable Development Goals (SDGs).

"Untuk itu, saya ingin kembali menekankan bahwa pemerintah sangat serius mengupayakan penurunan stunting. Komitmen pemerintah tidak pernah kendur," ujarnya.

Ia menegaskan, intervensi gizi harus dilakukan sejak sekarang. Sebab, investasi ini adalah kunci membentuk masa depan bangsa kita. 

Ia mengatakan, satu dolar yang diinvestasikan pada program gizi, dapat menghasilkan keuntungan berpuluh kali lipat. Sebaliknya, studi Bank Dunia menunjukkan, kerugian akibat stunting dan kekurangan gizi akan berdampak pada pengurangan sedikitnya tiga persen Produk Domestik Bruto (PDB) sebuah negara.

"Masa depan kita tergantung pada aksi dan langkah kolaboratif yang kita lakukan sekarang. Anak-anak bangsa adalah bagian dari masa kini dan masa depan," kata Wapres.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement