Selasa 14 Dec 2021 06:09 WIB

Ganjar Terima Keris Luk 9 dari Tokoh Budaya, Apa Maknanya? 

Ganjar akan mengonsultasikan terlebih dulu pemberian keris luk 9 itu ke KPK.

Gubernur Jawa tengah Ganjar Pranowo menerima sebilah keris luk 9 dari seorang tokoh budaya Solo, tapi dia akan mengonsultasikan terlebih dulu ke KPK terkait pemberian itu.
Foto: dok. Istimewa
Gubernur Jawa tengah Ganjar Pranowo menerima sebilah keris luk 9 dari seorang tokoh budaya Solo, tapi dia akan mengonsultasikan terlebih dulu ke KPK terkait pemberian itu.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menerima sebilah keris luk 9 dari seorang tokoh budaya sekaligus dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Sabar Narimo. Hadiah itu sebagai penghargaan atas gaya kepemimpinan orang nomor satu di Jateng yang "njawani".

Ditemui usai bertemu dan memberikan keris di ruang kerja Gubernur Jateng, Semarang, Senin (13/12), Sabar menilai, Ganjar dalam memimpin mempunyai gaya yang kental dengan masyarakat Jawa. "Baik dari cara kedekatannya dengan masyarakat cara bicaranya, kemudian cara berpakaiannya dan macam-macam," ujarnya.

Oleh karena itu, Sabar mewakili rekan-rekannya di "Sanggar Pasinaon Basa Jawi Sabar Narimo" menganugerahkan keris yang dibuat sekitar tahun 1480-an itu kepada Ganjar. Sabar menjelaskan bahwa keris Jawa itu memiliki luk 9 dengan tangguh "tuban" dan pamornya "wengkon isen" yang maknanya adalah mendapat perlindungan, serta memiliki daya kekuatan yang tinggi.

"Maksudnya adalah Pak Ganjar selaku Gubernur Jawa Tengah mendapatkan sebuah perlindungan, itu yang kira-kira kemudian disampaikan," katanya.

Filosofi sarung keris berwarna putih, lanjut dia, melambangkan kesucian dan kesederhanaan Ganjar dalam memimpin Provinsi Jawa Tengah.

Gubernur Ganjar Pranowo menyampaikan terima kasih kepada Sabar Narimo dan mengapresiasi semangatnya dalam melestarikan budaya Jawa di sanggarnya.

Hal itu sesuai dengan Ganjar yang pernah mengupayakan agar penggunaan bahasa Jawa diterapkan setiap hari Kamis di lingkungan Pemprov Jateng. "Jadi kita bisa menunjukkan kepada publik, ini lho kita punya budaya yang sangat kaya dan masih ada. Jadi tidak hanya diomongkan, tapi juga dikembangkan," ujar Ganjar.

Pada akhir pertemuan, Ganjar dengan hati-hati menjelaskan kepada Sabar bahwa pemberian tersebut harus dikonsultasikannya terlebih dulu ke Komisi Pemberantasan Korupsi. Sebab, pemberian keris tersebut bisa diartikan sebagai gratifikasi.

"'Nuwun sewu' nanti saya harus konsultasi dulu, lha misalnya ini tidak boleh, maka saya akan serahkan ke 'panjenengan' untuk dijaga," kata Ganjar.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement